Berita
Pembantaian Turis Hindu di Kashmir: Ancaman dari Kelompok Militan
2025-04-24

Insiden pembantaian terhadap turis Hindu di wilayah Kashmir menarik perhatian internasional. Serangan ini terjadi di kawasan wisata Baisaran, yang dikenal sebagai "Mini Swiss". Sebanyak 28 orang tewas akibat tembakan brutal oleh kelompok bersenjata. Kelompok militan bernama The Resistance Front (TRF), afiliasi Lashkar-e-Taiba (LeT) dan Hizbul Mujahideen, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka menentang kebijakan pemberian izin tinggal kepada orang luar di Kashmir.

Kerusuhan di Baisaran: Serangan Brutal Mengguncang Wisatawan

Serangan tak terduga melanda kawasan padang rumput indah di Baisaran, Pahalgam, Jammu dan Kashmir. Tempat yang biasanya ramai dengan para peziarah Hindu menjadi saksi tragedi maut. Setidaknya 28 nyawa melayang akibat penembakan sembarangan oleh sekelompok militan. Para korban sebagian besar adalah turis yang sedang menjalankan ritual religius mereka tanpa curiga akan ancaman.

Baisaran, sebuah destinasi populer bagi para pengunjung karena keindahan alamnya yang menyerupai Swiss miniatur, berubah menjadi zona konflik dalam sekejap. Kejadian ini memperlihatkan bahwa bahkan tempat-tempat damai tidak luput dari ancaman kekerasan ekstrem. Penyerang yang tiba secara mendadak melepaskan tembakan ke arah kerumunan, menciptakan suasana panik dan ketakutan di kalangan wisatawan. Dampak dari insiden ini sangat dirasakan oleh komunitas lokal serta ribuan turis yang biasa mengunjungi wilayah tersebut setiap tahunnya.

Kelompok Militan TRF: Motivasi di Balik Kekerasan

The Resistance Front (TRF), organisasi militan yang diklaim bertanggung jawab atas pembantaian ini, memiliki hubungan erat dengan kelompok-kelompok radikal seperti Lashkar-e-Taiba (LeT) dan Hizbul Mujahideen. India telah menetapkan mereka sebagai organisasi teroris aktif di wilayah Jammu dan Kashmir. Motivasi utama TRF adalah menentang kebijakan pemerintah yang memberikan izin tinggal kepada penduduk luar di Kashmir, yang mereka anggap sebagai pelanggaran terhadap integritas daerah tersebut.

Melalui platform digital seperti Telegram, TRF menyampaikan pesan keras bahwa mereka tidak segan melakukan aksi kekerasan untuk menegakkan agenda mereka. Mereka menargetkan siapa saja yang dianggap melanggar aturan atau mencoba menetap ilegal di wilayah tersebut. Insiden ini menyoroti eskalasi konflik di wilayah Kashmir, di mana keberadaan kelompok-kelompok militan semakin memperburuk situasi keamanan. Selain itu, kasus ini juga menunjukkan betapa kompleksnya konflik politik dan sosial yang terjadi di wilayah tersebut selama beberapa dekade terakhir.

More Stories
see more