Penelitian terbaru dari Universitas Toronto mengungkapkan bahwa ekspresi wajah dapat mencerminkan status sosial seseorang. Peneliti menemukan bahwa orang dengan kekayaan yang lebih tinggi cenderung memiliki ekspresi wajah yang lebih bahagia dan tidak cemas, sementara mereka yang berada di kelas pekerja sering kali menunjukkan ekspresi tertekan. Dalam penelitian ini, subjek ditampilkan foto hitam putih dengan ekspresi netral, dan responden berhasil menebak status sosialnya dengan akurasi yang cukup tinggi.
Untuk memahami hubungan antara ekspresi wajah dan status sosial, penelitian ini menggunakan metode yang inovatif. Para peneliti menunjukkan foto-foto hitam putih dari 160 subjek kepada sekelompok responden. Foto-foto tersebut menampilkan ekspresi wajah netral tanpa aksesori apa pun. Responden diminta untuk menebak status sosial subjek berdasarkan foto tersebut. Hasilnya mengejutkan, hampir 70% dari tebakan benar, meskipun para responden tidak menyadari bagaimana mereka bisa menebak dengan tepat.
Dalam tahap selanjutnya, peneliti memfokuskan pada fitur wajah tertentu seperti mata dan mulut. Mereka menemukan bahwa area ini menjadi kunci dalam membantu responden menebak status sosial dengan benar. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ekspresi wajah orang kaya cenderung lebih bahagia dan tenang, sedangkan ekspresi wajah orang miskin lebih cenderung tertekan. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan emosional seseorang dapat tercermin melalui ekspresi wajah mereka.
Penelitian ini membuka peluang baru dalam memahami bagaimana status sosial dapat dikenali hanya melalui ekspresi wajah. Namun, temuan ini juga menimbulkan beberapa pertanyaan tentang dampak potensial terhadap persepsi sosial. Misalnya, apakah orang akan memperlakukan individu dengan cara yang berbeda berdasarkan penilaian cepat tentang ekspresi wajah mereka?
Nicholas O. Rule, salah satu peneliti utama, menekankan pentingnya mempertimbangkan konsekuensi negatif dari persepsi berbasis wajah. Ia menjelaskan bahwa hal ini dapat memperkuat siklus kemiskinan dan diskriminasi sosial. “Persepsi berbasis wajah tentang kelas sosial mungkin memiliki konsekuensi yang signifikan,” ujar Rule. Penelitian ini menyoroti perlunya kesadaran publik terhadap bias sosial yang mungkin timbul dari penilaian ekspresi wajah.