Penata vokal dan aktris Indonesia, Ariel Tatum, mengungkapkan keinginannya untuk merasakan pengalaman mudik Lebaran seperti jutaan warga negara lainnya. Namun, karena tumbuh di Jakarta dan tidak memiliki kampung halaman di luar ibu kota, ia belum pernah menjalani tradisi tersebut. Dalam kesempatan berbicara baru-baru ini, Ariel menceritakan rasa penasarannya terhadap nuansa kekeluargaan dan pengalaman emosional saat mudik yang sering diceritakan oleh teman-temannya maupun dilihat melalui media sosial.
Dalam suasana yang penuh semangat menjelang hari raya, seorang artis bernama Ariel Tatum menyampaikan hasratnya untuk mencicipi sensasi perjalanan mudik bersama keluarga besar. Pada pertemuan di pusat kota Jakarta beberapa waktu lalu, wanita yang lahir pada tahun 1996 itu menjelaskan bahwa dirinya tumbuh di Jakarta sejak kecil, serta semua anggota keluarganya juga menetap di ibu kota. Oleh karena itu, meskipun sangat ingin merasakan pengalaman mudik, ia tidak memiliki tujuan khusus untuk melakukan perjalanan panjang tersebut.
Ariel mengakui bahwa cerita-cerita dari orang-orang di sekitarnya tentang kerinduan pulang ke rumah, ketegangan selama perjalanan, hingga sukacita bertemu sanak saudara menjadi daya tarik tersendiri bagi dirinya. Meski begitu, keberadaan keluarganya yang tersebar di Jakarta membuat tradisi ini tetap sulit dicapai dalam hidupnya.
Dengan nada penuh antusiasme, ia berbagi bagaimana momen-momen seperti lelah setelah perjalanan panjang, senyum hangat saat bertemu dengan kerabat dekat, atau bahkan aroma masakan khas kampung halaman menjadi elemen-elemen yang begitu memikat hatinya.
“Aku ingin sekali merasakan apa yang mereka alami,” ucapnya sambil tersenyum, “Namun, sayangnya, aku tidak punya kampung halaman untuk dikunjungi.”
Dari sisi lain, meskipun tanpa perjalanan mudik, Ariel tetap dapat menikmati Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga besar di Jakarta.
Seperti banyak orang, Ariel memandang tradisi ini sebagai peluang langka untuk berkumpul dan mempererat ikatan emosional antar keluarga.
Berkaca dari pengakuannya, kita bisa menyimpulkan bahwa tradisi mudik bukan hanya soal fisik pulang ke kampung halaman, namun lebih kepada pencarian makna spiritual dan kebersamaan.
Seiring berjalannya waktu, semoga saja Ariel dapat menemukan cara unik untuk merealisasikan impian tersebut, baik itu melalui kunjungan ke daerah lain atau dengan menciptakan tradisi baru bersama keluarganya.
Dari perspektif seorang pembaca, cerita Ariel Tatum memberikan inspirasi bahwa setiap individu dapat menemukan cara untuk merayakan nilai-nilai penting dalam kehidupan, meskipun situasi atau kondisi tertentu membatasi akses terhadap tradisi tertentu. Apakah melalui reuni keluarga lokal atau pengalaman baru yang diciptakan sendiri, esensi dari kebersamaan dan cinta keluarga tetap dapat dirasakan secara mendalam.