Di tengah langkah-langkah pembangunan modern yang dilakukan oleh pemerintah Mesir, sebuah masjid bersejarah bernama Masjid Mahmoud Pasha Al-Falaky di Kairo Lama telah roboh. Bangunan ini dikenal sebagai simbol penting dari warisan budaya dan spiritualitas. Penghancuran tersebut terjadi secara mendadak pada malam hari tanpa peringatan sebelumnya kepada masyarakat umum, sehingga memicu reaksi marah dari para ahli warisan budaya serta komunitas lokal. Situs ini merupakan bagian dari kompleks pemakaman abad ke-19 yang juga mencakup makam tokoh terkenal seperti Mahmoud Pasha Al-Falaky. Aksi penggusuran ini menyoroti konflik antara perkembangan infrastruktur modern dengan perlindungan situs-situs berharga secara historis.
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Mesir meluncurkan serangkaian proyek besar untuk merevitalisasi wilayah ibu kotanya. Salah satu korban dari inisiatif tersebut adalah Masjid Mahmoud Pasha Al-Falaky, yang tidak hanya memiliki nilai arsitektur tetapi juga berfungsi sebagai pusat spiritual bagi banyak orang di daerah tersebut. Penghancuran dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti bulldozer, tanpa adanya upaya konservasi atau dokumentasi ilmiah sebelumnya.
Banyak warga setempat dan peneliti warisan budaya merasa khawatir bahwa metode yang digunakan dalam proses pembongkaran ini kurang tepat dan dapat merusak elemen-elemen penting dari struktur bangunan. Salah satu peneliti mengungkapkan keraguan tentang kemampuan pemerintah untuk membongkar kubah masjid secara ilmiah tanpa merusak integritas fisiknya. "Tidak ada tanda-tanda perancah di sekitar kubah, jadi sulit dipercaya bahwa mereka benar-benar melakukan pekerjaan dengan cara yang aman," ungkapnya.
Selain itu, area pemakaman Imam al-Shafei, yang dikenal sebagai "pemakaman para pasha", juga menjadi sasaran utama dari program penggusuran ini. Walaupun tempat ini memiliki signifikansi historis yang mendalam, termasuk menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi anggota keluarga elit dan intelektual, masih ada ancaman akan terjadinya lebih banyak penghancuran. Beberapa penduduk setempat, termasuk penjaga kuburan, melaporkan bahwa mereka diberi tahu bahwa rumah dan usaha mereka akan direlokasi demi pembangunan baru.
Ketegangan antara kebutuhan perkotaan modern dan perlindungan warisan budaya semakin meningkat di Mesir. Para aktivis dan pakar warisan budaya menyuarakan kekhawatiran mereka atas hilangnya jejak sejarah yang tak ternilai akibat aksi penggusuran yang dilakukan tanpa pertimbangan yang matang. Mereka mendesak pemerintah untuk meninjau kembali strategi pembangunan mereka agar dapat mempertahankan identitas sejarah negara ini di masa depan.