Pada hari Senin, umat Muslim di Iran dan berbagai penjuru dunia meramaikan perayaan Idulfitri. Perayaan ini menandai akhir dari bulan suci Ramadan, yang merupakan salah satu momen penting dalam kalender Islam. Di Teheran, ibu kota Iran, jutaan orang berkumpul di Mosalla Grand Prayer Grounds milik Imam Khomeini untuk melaksanakan salat Idulfitri. Acara ini dipimpin oleh pemimpin revolusi Islam, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei. Selain itu, tradisi unik seperti pemukulan gendang Naqareh juga dilakukan di tempat suci Imam Reza (AS) di Mashhad. Hari raya ini menjadi simbol kebersamaan dan pengukuhan nilai-nilai agama serta sosial di antara umat Islam.
Di malam sebelum hari raya, penduduk Iran berkumpul di pusat-pusat spiritual untuk menyambut awal bulan Syawal, yang ditentukan melalui pengamatan bulan baru oleh otoritas agama setempat. Pagi harinya, para jemaah berdatangan ke berbagai lokasi untuk melaksanakan salat Idulfitri secara bersama-sama. Salah satu momen puncak terjadi ketika Ayatollah Khamenei memimpin doa besar di lapangan terbuka di Teheran. Tempat tersebut dipenuhi oleh ribuan individu yang hadir untuk mengucap syukur atas keseluruhan bulan Ramadan yang telah mereka jalani.
Kota Mashhad, terletak di timur laut Iran, juga menjadi saksi penting dari tradisi lokal. Gendang Naqareh dimainkan pada malam Minggu sebagai bagian dari ritual spiritual yang memperingati kedatangan bulan Syawal. Suara gemuruh gendang tersebut mencerminkan semangat keagamaan yang mendalam dan menjadi simbol kebangkitan spiritual bagi masyarakat sekitar. Umat Muslim yang telah menjalankan puasa selama hampir sebulan penuh merasakan kebahagiaan luar biasa saat mereka mengakhiri periode disiplin diri ini dengan doa bersama.
Berbicara tentang arti penting Idulfitri, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyampaikan pesan persatuan kepada seluruh dunia Islam. Dalam pidatonya, dia menekankan bahwa hari raya ini bukan hanya momen spiritual tetapi juga wujud solidaritas di antara umat Muslim global. Menurutnya, Idulfitri adalah peluang besar untuk memperkuat hubungan sosial dan keimanan yang lebih erat. Oleh karena itu, ia mengajak semua negara Muslim untuk bersatu guna menciptakan harmoni yang lebih baik di masa depan.
Hari raya Idulfitri tidak hanya menjadi waktu untuk refleksi spiritual namun juga momen untuk memperdalam ikatan komunitas. Melalui serangkaian acara yang dilaksanakan di seluruh Iran, umat Muslim menunjukkan bahwa nilai-nilai agama dapat diterjemahkan menjadi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Semangat persatuan yang dikumandangkan oleh pemimpin negara pun memberikan inspirasi bagi generasi mendatang agar terus mempertahankan warisan budaya dan agama yang telah ada sejak dahulu.