Pada era 1960-an, dunia musik diperkaya oleh sosok inovatif bernama David Bowie. Salah satu karyanya yang paling ikonik adalah lagu “Space Oddity,” yang dirilis pada tahun 1969, tepat menjelang pencapaian luar angkasa manusia pertama di bulan. Melalui karakter Major Tom, Bowie menggambarkan petualangan kosmik dengan tema kesendirian dan tantangan besar. Meskipun banyak orang memuja lagu ini sebagai soundtrack dari keberhasilan Apollo 11, Bowie sendiri awalnya menilai bahwa “Space Oddity” hanyalah sebuah parodi terhadap antusiasme masyarakat terhadap eksplorasi ruang angkasa pada masa itu. Namun, seiring waktu, lagu ini menjadi tonggak penting dalam karier Bowie dan membawa album debutnya keluar dari bayang-bayang ketidakdian.
Pada hari-hari awal industri musik modern, tepatnya di akhir dekade 1960-an, muncul sosok pemain gitar berbakat dari London yang kemudian menjadi legenda—David Bowie. Di tengah-tengah euforia global terkait eksplorasi luar angkasa, Bowie menciptakan lagu “Space Oddity” yang diluncurkan hanya beberapa hari sebelum peristiwa monumental pendaratan manusia pertama di bulan. Dalam liriknya, Bowie menceritakan kisah seorang astronot fiktif bernama Major Tom, yang harus menghadapi rasa terasing di alam semesta yang luas.
Di balik kepopulerannya, Bowie mengungkapkan pandangan pribadinya tentang lagu tersebut. Baginya, “Space Oddity” awalnya adalah bentuk humor atas obsesi masyarakat terhadap luar angkasa. Bahkan, ia sempat merencanakan untuk menghapus rekaman aslinya karena merasa lagu ini tidak sesuai dengan visi artistik yang lebih dalam. Akan tetapi, justru lagu inilah yang membuka pintu kesuksesan bagi Bowie, menyelamatkan karier musiknya yang tadinya kurang mendapat perhatian.
Berita tentang konser ulang tahun Bowie yang ke-50 di Madison Square Garden pada tahun 1997 juga menjadi momen penting. Di sana, ia memutuskan untuk kembali menyanyikan “Space Oddity,” menunjukkan apresiasi atas dampak abadi lagu ini meskipun perasaannya tentang karya tersebut tetap kompleks.
Dengan sentuhan emosional yang kuat, Bowie mengubah apa yang awalnya tampak seperti lelucon menjadi salah satu warisan budaya pop terbesar sepanjang masa.
Sebagai pembaca, kita dapat belajar bahwa karya seni sering kali memiliki makna yang lebih dalam daripada niat awal penciptanya. Seperti Bowie yang pada akhirnya menerima “Space Oddity” sebagai bagian integral dari identitasnya, hal ini mengingatkan kita bahwa nilai suatu karya bisa berkembang seiring waktu. Inspirasi Bowie mengajarkan kita untuk terbuka terhadap evolusi kreativitas dan penghargaan terhadap tanggapan publik, meskipun kadang bertentangan dengan ambisi awal sang seniman.