Kedua tim memasuki laga dengan formasi yang strategis. Tim tuan rumah, Arsenal, mengandalkan struktur 4-3-3 untuk memberikan serangan cepat sekaligus menjaga stabilitas pertahanan. Penjaga gawang David Raya menjadi penghalang pertama di barisan belakang yang diperkuat oleh para pemain bertahan muda berbakat serta gelandang sentral yang siap menguasai bola di tengah lapangan.
Di sisi lain, Crystal Palace tampil dengan pendekatan lebih defensif melalui skema 3-4-2-1. Dengan penjaga gawang Dean Henderson yang kokoh di bawah mistar gawang, mereka mencoba menyeimbangkan permainan dengan kombinasi kecepatan dan kreativitas dari lini tengah serta penyerang depan Eddie Nketiah yang haus gol. Strategi ini dirancang untuk memanfaatkan ruang kosong di pertahanan lawan.
Sepak bola adalah cerminan kerja sama tim dan kecerdasan taktis. Laga antara Arsenal dan Crystal Palace menggambarkan bagaimana setiap tim dapat mengoptimalkan potensi pemainnya melalui susunan strategis. Dalam setiap pertandingan, nilai-nilai seperti persatuan, dedikasi, dan inovasi menjadi kunci kesuksesan, membuktikan bahwa sepak bola bukan hanya tentang bakat individu tetapi juga kolaborasi kolektif yang solid.