Di tengah ketidakstabilan pasar barang mewah, rumah mode asal Prancis, Hermes, mencatatkan pertumbuhan penjualan yang luar biasa pada kuartal IV-2024. Perusahaan ini berhasil mempertahankan daya tarik dan eksklusivitasnya, sementara merek-merek lain menghadapi tantangan ekonomi. Dengan kenaikan pendapatan 17,6% secara tahunan, Hermes menunjukkan kekuatan model bisnisnya dan fleksibilitas tim dalam menghadapi kondisi ekonomi makro yang tidak menentu.
Pada hari Jumat (14/2/2025), di ibukota Indonesia, Jakarta, rumah mode terkenal Hermes melaporkan lonjakan penjualan yang melebihi perkiraan analis. Peningkatan pendapatan mencapai 17,6% secara tahunan, dengan total pendapatan sebesar 3,96 miliar euro untuk kuartal IV-2024. Selama satu tahun penuh, Hermes mencatatkan pertumbuhan pendapatan 14,7%, mencapai 15,2 miliar euro. Penjualan ini melampaui harapan para analis yang memperkirakan angka 14,94 miliar euro.
Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, Hermes tetap kuat berkat kesetiaan pelanggan setianya. Executive Chairman Hermes, Axel Dumas, menyatakan bahwa keberhasilan perusahaan ini didorong oleh kelincahan tim dan kekuatan model bisnis Hermes. Pertumbuhan penjualan tercatat di seluruh wilayah, termasuk Asia-Pasifik, dengan peningkatan 9% di kuartal IV-2024 meskipun ada pelemahan di pasar barang mewah China. Segmen produk kulit dan pelana tumbuh dengan laju tercepat, naik 21,7%.
Berbekal hasil positif ini, Hermes optimistis akan mencapai pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan pada tahun 2025. Saham perusahaan juga mengalami kenaikan 4% pada Jumat siang waktu setempat, sebelum akhirnya ditutup 0,8% lebih tinggi dari hari sebelumnya.
Dari perspektif seorang jurnalis, kesuksesan Hermes ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya menjaga kualitas dan eksklusivitas produk, serta membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Meski di tengah ketidakpastian ekonomi, kemampuan untuk mempertahankan nilai dan daya tarik produk dapat menjadi kunci sukses bagi perusahaan fesyen mewah.