Pada masa terakhir, media sosial dihebohkan dengan tagar #KaburAjaDulu. Fenomena ini mencerminkan ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap kondisi negara yang memaksa mereka mencari peluang hidup di luar negeri. Data dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menunjukkan bahwa antara tahun 2019 hingga 2022, lebih dari 3.900 warga Indonesia telah berpindah menjadi warga negara Singapura. Meskipun proses perubahan kewarganegaraan tidak mudah, banyak orang masih merasa langkah ini sebagai solusi untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Kebijakan imigrasi Singapura cukup ketat dan membutuhkan tahapan tertentu sebelum seseorang dapat mengubah statusnya menjadi warga negara setempat. Biasanya, individu harus mulai bekerja di Singapura dan mendapatkan izin tinggal tetap sebelum dapat mengajukan permohonan kewarganegaraan. Prosedur ini melibatkan biaya administratif yang bervariasi tergantung pada kategori pengajuannya. Misalnya, orang dewasa yang sudah memiliki izin tinggal tetap harus membayar sekitar Rp 1.130.000 untuk pengajuan, serta biaya tambahan jika permohonan disetujui. Biaya ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya naturalisasi di Indonesia yang bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Di Indonesia sendiri, proses naturalisasi juga memiliki biaya yang berbeda-beda. Untuk Warga Negara Asing (WNA) yang ingin menjadi WNI, biaya naturalisasi atas permohonan sendiri mencapai Rp 50 juta. Sedangkan untuk pasangan campuran atau karena jasa tertentu, biayanya berkisar antara Rp 2,5 juta hingga Rp 15 juta. Hal ini menunjukkan bahwa proses perubahan kewarganegaraan di kedua negara memiliki kompleksitas dan biaya yang signifikan.

Perubahan kewarganegaraan bukanlah keputusan yang mudah dan memerlukan pertimbangan matang. Meski demikian, fenomena ini mencerminkan aspirasi masyarakat untuk mencari lingkungan yang lebih mendukung dalam mencapai tujuan hidup mereka. Keberhasilan dalam proses ini membutuhkan persiapan yang baik, termasuk pemahaman mendalam tentang aturan dan biaya yang terlibat.