Israel sedang mempertimbangkan rencana besar untuk mengubah struktur kamp pengungsi di Jenin dan Tulkarm di Tepi Barat. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kendali militer atas wilayah yang dianggap strategis. Dengan fokus pada rekayasa ulang jalur akses dan perluasan jalan, militer Israel berusaha mempermudah mobilitas pasukan mereka di daerah tersebut. Selama kampanye militer ini, banyak korban tewas dan penangkapan terjadi di kalangan warga Palestina. Situasi ketegangan terus berkembang di seluruh Tepi Barat yang diduduki, dengan seruan internasional untuk menyelesaikan konflik.
Ketegangan antara kedua belah pihak semakin meningkat sejak Oktober 2023. Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan pendudukan Israel ilegal dan meminta evakuasi pemukiman ilegal, langkah-langkah tersebut belum diterapkan. Sebaliknya, kebijakan pengusiran warga Palestina dan perampasan properti terus dilakukan oleh rezim Israel.
Militer Israel dikabarkan tengah mempersiapkan strategi baru untuk merekayasa ulang dua kamp pengungsi penting di Jenin dan Tulkarm. Tujuan utama dari rencana ini adalah untuk memberikan kontrol operasional yang lebih kuat atas wilayah-wilayah yang telah lama menjadi pusat aktivitas perlawanan. Melalui pembangunan ulang rute akses dan perlebaran jalan, pasukan Israel berharap dapat bergerak lebih cepat dan aman dalam menjalankan misi-misi mereka.
Dalam konteks ini, Jenderal Avi Blot, kepala Komando Pusat Israel, dipercaya sebagai arsitek utama dari proyek rekayasa ini. Rekayasa ulang tidak hanya mencakup perbaikan infrastruktur fisik tetapi juga melibatkan intelijen untuk merancang jalur-jalur baru yang efisien bagi pasukan. Laporan juga menunjukkan bahwa lebih banyak pasukan telah ditempatkan di daerah tersebut guna mendukung proses transformasi ini. Hal ini menunjukkan komitmen militer Israel untuk memperkuat dominasi mereka atas kamp-kamp yang dianggap strategis.
Selain aspek militer, rencana ini juga membawa dampak signifikan terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. Sejak dimulainya kampanye militer di Jenin dan Tulkarm, jumlah korban tewas dan penangkapan terus meningkat. Lebih dari 80 warga Palestina telah gugur dalam konflik ini, sementara ratusan lainnya ditangkap tanpa prosedur hukum yang jelas. Ini menciptakan situasi yang sangat sulit bagi masyarakat lokal.
Berbagai upaya diplomasi internasional telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang berlarut-larut ini. Namun, ICJ menghadapi tantangan besar karena keputusan mereka tentang ilegalitas pendudukan Israel diabaikan oleh rezim tersebut. Alih-alih mengikuti anjuran internasional untuk evakuasi pemukiman ilegal, Israel malah memperluas kebijakan kolonial mereka dengan meningkatkan jumlah pemukim ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Selain itu, praktik pengusiran warga Palestina dan perampasan properti terus berlanjut, memperburuk ketegangan yang sudah ada di wilayah tersebut.