Pasar
Respon Bursa Efek Indonesia terhadap Penyesuaian Peringkat Aset oleh Goldman Sachs
2025-03-13

Penurunan peringkat dan rekomendasi atas aset keuangan Indonesia oleh Bank Investasi global Goldman Sachs mendapat respons dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Direksi BEI menegaskan bahwa mereka menghargai keputusan independen lembaga penilai, sambil tetap mempromosikan fundamental ekonomi Indonesia kepada investor internasional. Meskipun Goldman Sachs telah mengubah pandangannya tentang saham dan surat utang Indonesia, BEI berharap bahwa kondisi pasar akan kembali stabil seiring dengan dukungan penuh dari otoritas dan regulator.

Sikap BEI Menghadapi Penyesuaian Peringkat

Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan sikap yang positif dan konstruktif dalam merespons penilaian baru dari Goldman Sachs. Mereka menekankan pentingnya pemahaman objektif terhadap kondisi ekonomi domestik dan berusaha mempertahankan kepercayaan investor asing. Upaya ini mencakup peningkatan transparansi dan komunikasi antara emiten lokal dengan publik.

Lebih lanjut, BEI menegaskan bahwa fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan fenomena alami di pasar modal. Pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk persepsi dan ekspektasi investor. BEI berkomitmen untuk bekerja sama dengan regulator dan otoritas lainnya untuk menjaga stabilitas pasar. Mereka juga siap memberikan dukungan melalui kolaborasi regulasi jika diperlukan. Tujuan utama adalah untuk memastikan bahwa informasi akurat dan up-to-date tersedia bagi semua pelaku pasar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Goldman Sachs

Keputusan Goldman Sachs untuk menurunkan peringkat saham Indonesia dan surat utang BUMN didasarkan pada proyeksi defisit fiskal yang lebih tinggi. Proyeksi ini naik dari 2,5% menjadi 2,9% dari PDB, mencerminkan ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Sentimen negatif ini dipicu oleh isu-isu seperti tarif perdagangan dan perang dagang global yang berdampak pada pasar keuangan Indonesia.

Goldman Sachs juga memperhatikan inisiatif-inisiatif pemerintah Indonesia yang mungkin meningkatkan defisit anggaran. Misalnya, program pembangunan infrastruktur besar-besaran dan pembentukan badan pengelola investasi baru. Langkah-langkah tersebut, meskipun bertujuan baik, dapat menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor asing. BEI berusaha menjelaskan bahwa langkah-langkah ini justru bertujuan untuk memperkuat ekonomi jangka panjang, meski mungkin menimbulkan tekanan jangka pendek. Dengan demikian, BEI berharap dapat meyakinkan investor bahwa situasi saat ini bersifat sementara dan akan membaik.

More Stories
see more