Pada hari Selasa (25/3/2025), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan reorganisasi besar-besaran terhadap jajaran pengurusnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Reorganisasi ini mencakup perubahan di posisi komisaris dan direksi, dengan beberapa anggota meninggalkan jabatan mereka dan pengganti baru yang telah ditunjuk. Salah satu sorotan utama adalah pemindahan dua eksekutif ke lembaga lain serta pergantian Wakil Direktur Utama. Perubahan ini bertujuan untuk memperkuat struktur kepemimpinan dan menyesuaikan strategi bank dengan dinamika pasar keuangan masa kini.
Pada hari yang cerah di Jakarta, Bank Mandiri mengumumkan perubahan drastis dalam susunan manajemen. Dua pejabat tinggi, Rohan Hafas dan Agus Dwi Handaya, dipindahkan untuk bergabung dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Sementara itu, Darmawan Junaidi tetap berada di kursi Direktur Utama, namun Alexandra Askandar digantikan oleh Riduan sebagai Wakil Direktur Utama. Selain itu, Novita Widya Anggraini dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Ari Rizaldi dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga masuk sebagai bagian dari tim direksi baru.
Secara rinci, Bank Mandiri memberhentikan delapan komisaris lama dan mengangkat empat komisaris baru, sehingga jumlah total komisaris berkurang dari sepuluh menjadi enam. Dari sisi direksi, keenam belas anggota sebelumnya dikurangi enam, dengan enam direktur baru yang diangkat. Proses ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.
Beberapa nama yang sudah tidak lagi menjabat termasuk Komisaris Utama M. Chatib Basri, Komisaris Independen Loeke Larasati Agoestina, dan Wakil Direktur Utama Alexandra Askandar. Di sisi lain, Kuswiyoto dan Zainudin Amali menjadi Komisaris Utama serta Wakil Komisaris Utama baru, sementara Eka Fitria dan Ari Rizaldi adalah bagian dari daftar direksi baru.
Dengan perubahan ini, Bank Mandiri berharap dapat lebih efisien dalam operasional dan lebih responsif terhadap tantangan industri perbankan modern.
Reorganisasi seperti ini sering kali diperlukan agar sebuah organisasi dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Melihat langkah Bank Mandiri, kita bisa menyimpulkan bahwa perubahan kepemimpinan bukan hanya tentang pergantian nama-nama, tetapi juga tentang membawa visi baru yang akan mendorong pertumbuhan dan inovasi. Ini menjadi pelajaran penting bagi perusahaan lain bahwa fleksibilitas dalam manajemen adalah kunci untuk menjaga relevansi di dunia bisnis yang terus berubah.