Dalam kehidupan sehari-hari, emosi sering kali menjadi tantangan yang perlu diatasi. Mamah Dedeh menawarkan beberapa pendekatan efektif untuk mengelola marah. Pertama-tama, berwudu digunakan sebagai metode penyegaran diri karena air memiliki sifat menenangkan. Selain itu, jika emosi masih sulit dikendalikan, Salat Mutlak dengan dua rakaat dapat membantu menetralkannya melalui gerakan fisik dan spiritual. Kedua, Mamah Dedeh juga merekomendasikan perubahan posisi tubuh seperti duduk atau berbaring ketika sedang berdiri guna membatasi ruang gerak dan mencegah tindakan agresif.
Mamah Dedeh menekankan pentingnya menggunakan elemen-elemen alami untuk meredakan amarah. Salah satu caranya adalah dengan melakukan ritual penyucian seperti berwudu. Air dipercaya mampu memberikan ketenangan serta menyegarkan pikiran yang terganggu oleh emosi. Jika ini belum cukup, maka praktik ibadah seperti Salat Mutlak dengan dua rakaat dapat menjadi solusi tambahan.
Air diibaratkan sebagai simbol pemadam api dalam hal ini. Api, yang merepresentasikan amarah, dapat dilawan dengan sifat pendinginan dari air. Selain itu, Salat Mutlak memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Gerakan ruku’ dua kali pada bagian tubuh tertentu diyakini mampu menyeimbangkan energi negatif dan mengembalikan kesejukan hati. Ini menciptakan harmoni antara tubuh dan jiwa sehingga individu lebih mudah mengendalikan dirinya.
Selain aspek spiritual, Mamah Dedeh juga menyoroti pentingnya pengaturan fisik saat marah. Perubahan posisi tubuh seperti duduk atau berbaring dapat membantu mengurangi potensi tindakan impulsif yang berujung pada kekerasan. Dengan membatasi gerakan, orang akan lebih fokus pada dirinya sendiri daripada mengambil tindakan agresif.
Ketika seseorang sedang berdiri dalam kondisi marah, kemungkinan besar mereka akan terdorong untuk bertindak cepat tanpa berpikir panjang. Oleh karena itu, Mamah Dedeh menyarankan agar posisi tubuh diubah sesuai situasi. Misalnya, jika sedang berdiri, cobalah untuk duduk atau bahkan berbaring. Posisi baru ini tidak hanya membatasi ruang gerak tetapi juga membantu otak untuk merespons secara lebih rasional. Hal ini sangat berguna untuk menghindari konflik fisik yang tidak diinginkan.