Najwa Shihab menyoroti fenomena yang kerap terjadi dalam sistem demokrasi saat ini, di mana keputusan seringkali sudah ditentukan sebelum proses konsultasi berlangsung. Hal ini menciptakan kesan bahwa diskusi hanyalah formalitas tanpa makna nyata. Dalam situasi seperti itu, Najwa mengingatkan pentingnya setiap individu untuk tetap aktif menyuarakan pendapat meskipun sering kali merasa tidak didengar.
Ia menegaskan bahwa aksi demonstrasi merupakan salah satu cara efektif untuk menunjukkan ketidakpuasan terhadap kondisi politik. Melalui langkah-langkah konkret, masyarakat dapat memberikan tekanan positif kepada para pemangku kebijakan agar lebih responsif terhadap aspirasi rakyat.
Proses demokrasi idealnya menjadi ajang bagi semua pihak untuk berdiskusi dan mencapai kesepakatan bersama. Namun, dalam praktiknya, seringkali ada indikasi bahwa keputusan sudah diputuskan sebelum musyawarah dilakukan. Situasi ini memunculkan rasa skeptisisme dan kekecewaan terhadap sistem yang ada. Oleh karena itu, Najwa Shihab menekankan pentingnya peran masyarakat untuk tetap aktif berpartisipasi dalam forum-forum publik.
Dengan adanya tren keputusan yang cenderung "dipaksakan" tanpa melibatkan suara banyak pihak, maka keberadaan masyarakat sebagai kontrol sosial menjadi sangat vital. Ketika masyarakat merasa bahwa pandangan mereka tidak diperhitungkan, mereka harus terus bersuara. Ini bukan hanya soal ekspresi pribadi, namun juga bentuk tanggung jawab kolektif terhadap masa depan bangsa. Kebebasan berekspresi melalui jalur-jalur damai adalah hak setiap warga negara yang harus dijaga dan dilestarikan.
Turun ke jalan merupakan salah satu cara masyarakat menunjukkan kegelisahan terhadap dinamika politik. Aksi ini bukan sekadar protes, tetapi juga upaya untuk menarik perhatian para pembuat kebijakan. Melalui demonstrasi yang tertib dan damai, masyarakat dapat menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap isu-isu strategis yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Menyuarakan aspirasi secara langsung adalah bentuk kedaulatan rakyat yang sejati. Dalam konteks ini, turun ke jalan bukanlah tindakan provokatif, melainkan bagian dari mekanisme demokrasi yang sehat. Ketika saluran komunikasi resmi dirasa kurang efektif, masyarakat memiliki hak moral untuk menggunakan metode alternatif guna menyampaikan pesan. Penting bagi semua pihak untuk memahami bahwa aksi demonstrasi adalah cerminan keinginan masyarakat untuk berkontribusi pada perbaikan sistem yang lebih adil dan transparan. Dengan demikian, dialog yang inklusif antara pemerintah dan rakyat dapat tercipta demi kebaikan bersama.