Duchess of Sussex, Meghan Markle, kembali menarik perhatian publik setelah produk barunya, As Ever, mendapatkan sambutan luar biasa. Berbagai produk mewah seperti selai raspberry, teh herbal, dan taburan bunga kering langsung terjual habis tak lama setelah dirilis. Meski sukses besar, beberapa pihak mempertanyakan strategi pemasaran di balik fenomena tersebut.

Peluncuran Eksklusif diiringi Strategi Pemasaran yang Cerdik

Di musim semi yang cerah, dunia bisnis kembali bergetar dengan peluncuran produk baru dari Duchess of Sussex, Meghan Markle. Di Montecito, California, ia memperkenalkan mereknya sendiri, As Ever, yang mencuri perhatian konsumen global. Produk-produk eksklusif ini meliputi selai raspberry seharga 11 poundsterling, teh herbal senilai 9 poundsterling, serta taburan bunga kering sebesar 12 poundsterling.

Tidak hanya soal harga, keberhasilan penjualan juga didukung oleh strategi komunikasi yang matang. Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama The New York Times, Meghan membuka diri tentang citra glamornya dan usaha untuk tetap dekat dengan realitas hidup sehari-hari. Ia bahkan mengundang wartawan ke kediamannya untuk memberikan kesan autentik.

Meskipun antusiasme publik tampak sangat tinggi, ada spekulasi bahwa trik pemasaran berbasis kelangkaan digunakan dalam kampanye ini. Para analis percaya bahwa stok produk yang dibatasi secara sengaja diciptakan untuk meningkatkan permintaan pasar. "Ini adalah taktik umum dalam dunia pemasaran modern," ungkap salah satu ahli.

Dari perspektif seorang jurnalis, keberhasilan peluncuran As Ever tidak hanya menunjukkan kemampuan Meghan sebagai pengusaha, tetapi juga sebagai figur publik yang memahami dinamika media sosial dan pemasaran digital. Kejelian dalam mengombinasikan eksklusivitas produk dengan narasi personal menjadi kunci kesuksesannya. Namun, pertanyaan tentang etika pemasaran tetap relevan untuk diperdebatkan lebih lanjut.