Mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW, umat Islam diajak untuk menjalankan amalan sunnah yang memiliki makna mendalam. Salah satu contohnya adalah kebiasaan beliau dalam memilih rute perjalanan menuju dan kembali dari tempat melaksanakan salat Ied. Dengan menempuh jalur berbeda, para pemeluk agama diberikan pelajaran tentang pentingnya kesadaran sosial dan interaksi dengan lingkungan sekitar.
Dari catatan sejarah, terdapat beberapa hadis yang mencatat perilaku ini. Misalnya, Jabir bin Abdullah menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pada hari raya akan memilih jalan yang berbeda ketika pulang. Demikian pula, Abu Hurairah juga memberikan kesaksian serupa, di mana beliau mengambil rute lain saat kembali dari salat dua hari raya. Imam At-Tirmidzi pun meriwayatkan hal senada, menegaskan bahwa praktek ini dilakukan secara konsisten oleh sang Nabi.
Walaupun tidak ada penjelasan langsung dari Rasulullah SAW mengenai alasan dibalik tindakan ini, para ulama telah merumuskan lebih dari 20 pendapat mengenai hikmahnya. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan hubungan sosial antara masyarakat, menyebarkan keberkahan melalui wewangian yang dipakai, bahkan sebagai bentuk pemberitahuan kepada orang-orang non-Muslim tentang kehadiran umat Islam. Namun demikian, meskipun tradisi ini disunnahkan, tidak ada larangan jika seseorang memilih untuk menggunakan jalan yang sama, seperti yang diriwayatkan oleh Bakr bin Mubasysyir Al-Anshari.
Pelajaran besar dapat diambil dari amalan ini, yakni pentingnya kepekaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Melalui langkah sederhana seperti menempuh jalur berbeda, kita diajak untuk lebih memperhatikan sesama, membangun silaturahmi, serta menyebarkan nilai-nilai positif. Dalam era modern ini, semangat tersebut tetap relevan dan menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menjaga harmoni sosial di tengah-tengah kehidupan sehari-hari.