Pelatih tim nasional Indonesia, Patrick Kluivert, mengungkapkan kebahagiaannya dengan merayakan Hari Raya Idul Fitri melalui pesan yang disampaikan kepada seluruh umat Islam di dunia. Melalui akun media sosialnya, ia membagikan salam perayaan tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi masyarakat Indonesia. Selain itu, Kluivert juga tengah memimpin persiapan skuad Garuda untuk laga-laga penting dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026 wilayah Asia. Dengan hasil positif yang diraih sebelumnya, seperti kemenangan atas Bahrain, harapan besar tertuju pada performa Indonesia dalam dua pertandingan mendatang melawan China dan Jepang.
Dalam momen perayaan besar ini, pelatih asal Belanda tersebut menunjukkan rasa hormatnya dengan menyebarkan pesan lebaran melalui platform digital. Ia tidak hanya berperan sebagai pelatih sepak bola tetapi juga menjadi simbol harmoni budaya antara negara-negara. Ucapan Kluivert mendapat sambutan baik dari para penggemar sepak bola Tanah Air, yang mengapresiasi sikap toleransi dan penghormatan terhadap nilai-nilai lokal.
Berbicara tentang kompetisi internasional, Timnas Indonesia saat ini sedang bersiap menghadapi tantangan besar dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Setelah awal yang sulit dengan kekalahan dari Australia, tim berhasil bangkit dan meraih kemenangan signifikan atas Bahrain di Jakarta. Kemenangan tersebut memberikan semangat baru bagi pemain dan pelatih, serta menjaga peluang mereka untuk maju ke babak berikutnya.
Di bulan depan, Indonesia akan menjamu China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), sebuah pertandingan yang diprediksi akan sangat ketat. Tidak lama setelah itu, skuad Garuda akan melakukan perjalanan ke Jepang untuk menghadapi tim kuat lainnya. Dua laga ini akan menjadi penentu jalannya persaingan grup C dan membuktikan kemampuan Indonesia di kancah internasional.
Pesona Kluivert sebagai pelatih tidak hanya tercermin dalam strategi lapangan, tetapi juga dalam hubungan emosional yang ia bangun dengan publik Indonesia. Melalui ucapan hari raya hingga dedikasi penuh dalam persiapan turnamen, dia telah menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan sekadar soal teknis, tetapi juga tentang menciptakan ikatan dengan masyarakat. Dengan dukungan penuh dari suporter, harapan besar tetap ada untuk masa depan sepak bola Indonesia.