Berita
Upaya Jepang Menguasai Pasar Kendaraan Berbasis Teknologi Canggih
2025-05-08

Kerajaan otomotif Jepang kini mempercepat langkahnya dalam pengembangan kendaraan pintar yang dioperasikan melalui sistem komputasi awan. Pemerintah Negeri Sakura ini menargetkan agar perusahaan-perusahaannya bisa menguasai 30% pasar kendaraan berbasis perangkat lunak (SDV) pada tahun 2030. Dengan proyeksi penjualan global sebesar 35 hingga 41 juta unit, Jepang berupaya mengejar ketertinggalannya dari China dan Amerika Serikat di bidang teknologi mobil pintar. Melalui Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI), dukungan dana serta pelatihan tenaga kerja akan disediakan untuk memajukan inovasi di sektor ini.

Pada saat ini, kendaraan-kendaraan buatan Jepang telah dilengkapi dengan fitur bantuan pengemudi dan navigasi peta. Namun, teknologi mereka masih kurang canggih dibandingkan pesaing. Untuk itu, pemerintah Jepang mencoba membangun ekosistem kolaboratif di mana perusahaan dapat saling berbagi data dan mendapatkan keuntungan dari layanan purnajual. Salah satu fokus utama adalah pengembangan model bisnis baru yang tidak hanya bergantung pada penjualan mobil baru tetapi juga pada pendapatan pasca-penjualan. Menurut perkiraan METI, pendapatan global dari layanan taksi robotik diperkirakan mencapai USD503 miliar pada tahun 2035, dengan mayoritas berasal dari layanan tambahan.

Nissan, salah satu produsen mobil ternama di Jepang, berencana meluncurkan layanan kendaraan otonom pada tahun 2027 sebagai solusi atas kekurangan pengemudi taksi. Honda pun turut merespons dengan rencana peluncuran layanan taksi tanpa pengemudi pada akhir dekade ini, meskipun sebelumnya mengalami penundaan terkait proyek serupa di pusat kota Tokyo. Upaya ini didukung oleh pendirian Asosiasi Pusat Pelacakan Otomotif dan Baterai bulan lalu, yang bertujuan memastikan aliran data aman dan terjamin antarperusahaan.

Selain itu, transformasi model bisnis menjadi prioritas utama. Direktur Kantor Transformasi Mobilitas Digital, Takeru Ito, menyatakan bahwa masa depan industri otomotif akan lebih banyak menghasilkan keuntungan setelah penjualan kendaraan, bukan hanya dari penjualan mobil baru. Hal ini mencerminkan pergeseran signifikan dalam cara perusahaan menghasilkan pendapatan.

Melalui strategi ini, Jepang berharap dapat merebut posisi strategis dalam pasar kendaraan pintar dunia. Pengembangan teknologi canggih dan kolaborasi lintas sektor diprediksi akan membawa Jepang ke garis depan revolusi otomotif global, menjadikannya pemain utama dalam era mobilitas digital masa depan.

More Stories
see more