Pada hari sebelum Lebaran, Stasiun Gambir di Jakarta menjadi saksi bisu bagi para pemudik yang memilih menggunakan kereta eksekutif sebagai sarana transportasi. Mereka berangkat menuju wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan harapan dapat berkumpul bersama keluarga. Kepadatan terlihat sejak pagi hingga menjelang sore, meskipun ada penurunan intensitas di siang hari. Puncaknya kembali terjadi setelah waktu berbuka puasa.
Kebanyakan perjalanan dari Stasiun Gambir mengarah ke Surabaya dan Yogyakarta, dua destinasi utama yang banyak dipilih oleh pemudik. Selain itu, beberapa tujuan lain tersebar merata di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para pemudik umumnya melakukan perjalanan bersama keluarga mereka, menciptakan suasana ramai namun tetap penuh semangat di area stasiun.
Saat hari pertama menjelang Lebaran, Stasiun Gambir menyaksikan lonjakan jumlah pemudik yang datang untuk naik kereta eksekutif. Area tunggu di hall selatan sudah dipenuhi orang-orang yang siap melanjutkan perjalanan mereka menuju kampung halaman. Meskipun aktivitas ini dimulai sejak pagi, intensitasnya mengalami sedikit penurunan pada siang hari, hanya untuk meningkat lagi setelah waktu berbuka tiba.
Menurut pengamatan petugas KAI di lokasi, Ridwan, lonjakan pemudik mulai tampak sekitar pukul 07.00 WIB. Ia menjelaskan bahwa arus pemudik cenderung menurun saat matahari mulai tinggi, namun akan meningkat lagi setelah Magrib. Hal ini karena banyak pemudik yang memilih berangkat setelah menunaikan sholat Magrib atau setelah berbuka puasa. "Biasanya lebih ramai lagi setelah buka puasa," tambah Ridwan. Suasana yang ramai tersebut ditandai dengan kelompok-kelompok keluarga yang bersiap untuk bepergian.
Berdasarkan informasi dari petugas KAI, sebagian besar pemudik dari Stasiun Gambir memiliki destinasi utama di Surabaya dan Yogyakarta. Dua kota tersebut menjadi magnet utama bagi mereka yang ingin pulang ke kampung halaman. Namun, tak sedikit juga yang memilih tujuan lain di wilayah Jawa Tengah maupun Jawa Timur.
Ridwan menjelaskan bahwa distribusi pemudik ke berbagai daerah cukup merata, meskipun Surabaya dan Yogyakarta mendominasi. Ini mencerminkan pentingnya kedua kota tersebut sebagai pusat ekonomi dan budaya di Pulau Jawa. Meski begitu, Ridwan menekankan bahwa kondisi di stasiun masih relatif tertib meskipun sangat ramai. Para pemudik tampak antusias dan sabar menunggu giliran mereka untuk naik kereta, menciptakan suasana yang harmonis di tengah padatnya aktivitas mudik. Keberangkatan mereka pun dilakukan secara bertahap sesuai jadwal kereta yang telah ditentukan.