Buah kurma memiliki peran penting dalam budaya serta kesehatan, terutama saat bulan Ramadan. Dikenal sebagai sumber energi yang kaya nutrisi, kurma mengandung berbagai mineral seperti kalium, zat besi, magnesium, dan juga vitamin A, B, C, hingga E. Lebih dari itu, kulitnya memuat flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan alami. Namun, meskipun tampak bersih, buah ini dapat terkontaminasi oleh residu pestisida, logam beracun, atau bahkan mikroorganisme seperti ragi dan jamur. Untuk itu, Otoritas Makanan dan Obat-obatan Arab Saudi (SFDA) menyarankan mencuci kurma sebelum dikonsumsi guna mengurangi risiko kontaminasi.
Penyimpanan yang tepat menjadi kunci untuk menjaga kualitas kurma dalam jangka waktu panjang. SFDA merekomendasikan pembekuan di freezer sebagai metode paling efektif karena suhu dingin dapat membunuh mikroorganisme serta menghambat proses biologis dan oksidasi. Selain itu, penyimpanan di lemari pendingin dengan kemasan yang sesuai mampu mempertahankan kesegaran selama beberapa minggu hingga tiga bulan tergantung jenisnya. Pengeringan adalah alternatif lain yang efisien untuk memperpanjang masa simpan hingga satu tahun dengan menjaga kelembapan rendah di bawah 20% dan menyimpan pada suhu ruangan sekitar 25 derajat Celsius.
Pengonsumsian kurma secara moderat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan, namun tetap harus diperhatikan kadar gula darah tubuh. Bagi penderita diabetes, konsumsi kurma perlu dikontrol dengan baik melalui konsultasi medis agar mendapatkan manfaat tanpa risiko. Melalui pengetahuan tentang cara pengolahan dan konsumsi yang benar, kita dapat memaksimalkan nilai nutrisi dari buah ini serta menjadikannya sebagai bagian penting dari pola hidup sehat yang berkelanjutan.