Dalam Laporan Kebahagiaan Dunia 2025, Taiwan dinobatkan sebagai negara paling bahagia di Asia. Pulau ini menempati peringkat ke-27 secara global, meningkat dari posisi ke-31 tahun sebelumnya. Keberhasilan ini mencerminkan peningkatan kualitas hidup yang dipengaruhi oleh enam faktor utama seperti pendapatan per kapita, dukungan sosial, harapan hidup, kebebasan, kedermawanan, dan tingkat korupsi. Finlandia tetap mempertahankan posisi pertamanya sebagai negara paling bahagia di dunia.
Indonesia berada di peringkat ke-83 dari 147 negara, mengalami penurunan tiga poin dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, laporan ini juga menyoroti pentingnya berbagi makanan dalam meningkatkan kebahagiaan individu, terutama di kalangan masyarakat Taiwan yang memiliki tradisi makan bersama yang kuat.
Taiwan berhasil melampaui Singapura sebagai negara paling bahagia di Asia dengan pencapaian signifikan dalam enam indikator utama. Pendapatan per kapita yang tinggi, sistem kesehatan yang efektif, serta budaya berbagi makanan menjadi kontributor utama keberhasilan ini. Masyarakat Taiwan melaporkan adanya interaksi sosial yang lebih erat melalui kebiasaan makan bersama, yang memberikan dampak positif pada kesejahteraan mereka.
Berdasarkan studi yang dikemukakan oleh Jan-Emmanuel De Neve dari Universitas Oxford, Taiwan menduduki peringkat ke-8 secara global dalam hal frekuensi berbagi makanan. Rata-rata warga pulau tersebut menyebut bahwa hampir 79% makan malam mereka dilakukan bersama orang lain. Budaya ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial tetapi juga meningkatkan rasa puas terhadap kehidupan mereka. Sebaliknya, beberapa wilayah Asia Timur dan Selatan cenderung melihat tren makan sendiri yang semakin meningkat, terutama akibat urbanisasi dan penuaan populasi.
Laporan ini juga menunjukkan perbandingan antara negara-negara Asia, di mana Indonesia berada di posisi ke-83 dari total 147 negara yang diriset. Meskipun masih termasuk dalam kategori negara dengan tingkat kebahagiaan sedang, Indonesia tertinggal cukup jauh dibandingkan tetangganya seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. Hal ini mengindikasikan adanya ruang untuk peningkatan dalam berbagai aspek kesejahteraan.
Sebagai perbandingan, negara-negara Nordik seperti Finlandia, Denmark, dan Islandia terus memimpin daftar kebahagiaan global. Kesuksesan mereka didasarkan pada kombinasi antara infrastruktur publik yang baik, distribusi pendapatan yang merata, dan kesadaran sosial yang tinggi. Di sisi lain, Indonesia harus fokus pada pengembangan sistem pendidikan, kesehatan, serta mengatasi tantangan ekonomi agar dapat meningkatkan peringkat kebahagiaannya. Berdasarkan data Gallup, peluang berbagi makanan dan aktivitas komunal lainnya dapat menjadi strategi alternatif untuk memperkuat ikatan sosial di masyarakat lokal.