Berita
AI dan Seni Ghibli: Perpaduan Teknologi dengan Estetika Jepang
2025-03-29

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan ilustrasi bergaya Studio Ghibli telah menjadi fenomena viral di media sosial. Melalui teknologi ini, momen-momen bersejarah Indonesia direka ulang dalam gaya animasi yang lembut dan indah. Meski memukau, tren ini juga menimbulkan kontroversi terkait hak cipta dan aspek legalitas penggunaan gaya seni tersebut.

Penghargaan dan Kontroversi Terhadap AI Styling

Tren pembuatan ilustrasi dengan sentuhan magis ala Ghibli menggunakan AI telah mendapatkan perhatian luas. Banyak orang terkesan dengan kemampuan teknologi ini menghidupkan kembali sejarah melalui estetika visual yang unik. Namun, diskusi tentang legalitas dan moralitas penggunaan gaya tersebut mulai muncul.

Sementara hasilnya memukau dengan detail-detail yang mirip film animasi terkenal seperti Spirited Away, tidak sedikit pihak yang mempertanyakan validitas penggunaan gaya animasi ini. Beberapa warganet merasa bahwa menggunakan model desain yang sudah ada tanpa izin resmi dari penciptanya dapat merusak nilai orisinalitas dan integritas seni. Bahkan, ada yang menyatakan bahwa hal ini merupakan bentuk diskon kepada pencipta asli gaya tersebut.

Pemahaman Hukum dan Dampak pada Kreativitas

Di tengah pro dan kontra, Ainun Najib, sang kreator di balik fenomena ini, memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa menurut hukum hak cipta di Jepang, penggunaan gaya animasi tertentu diizinkan selama tidak digunakan untuk tujuan komersial secara langsung.

Perdebatan ini membuka ruang diskusi tentang batasan antara inovasi teknologi dan etika seni. Di satu sisi, AI telah merevolusi cara manusia menciptakan karya dengan menghilangkan batasan teknis dan birokratis. Di sisi lain, tantangan terhadap keaslian dan hak cipta tetap menjadi isu penting yang harus dipertimbangkan. Fenomena ini menggugah pemikiran kita tentang bagaimana teknologi mempengaruhi dunia seni serta hubungan antara kreativitas manusia dan mesin.

more stories
See more