Pada awal Maret 2025, wilayah Jakarta dan sekitarnya menghadapi bencana banjir akibat cuaca ekstrem. Salah satu daerah yang paling terdampak adalah Bekasi. Banjir ini mendapat perhatian luas karena dianggap sebagai yang terparah dibandingkan dengan banjir-banjir sebelumnya. Kenaikan permukaan air di Kali Bekasi mencapai 8 meter, mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat. Video beredar menunjukkan upaya pegawai bank mengeringkan uang basah, sementara Bank Indonesia memberikan solusi untuk pertukaran uang rusak.
Pada hari Jumat, 3 Maret 2025, kota Bekasi mengalami banjir besar yang menjadi sorotan publik. Walikota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan bahwa banjir kali ini merupakan yang terburuk dalam sejarah kota tersebut. Kenaikan permukaan air di Kali Bekasi hingga 8 meter telah merusak banyak properti dan mengganggu kehidupan warga. Video viral menunjukkan pegawai bank berusaha mengeringkan uang yang terendam banjir. Menanggapi situasi ini, Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Hari Widodo, menjelaskan bahwa uang yang rusak oleh air banjir dapat ditukarkan di Bank Indonesia asalkan memenuhi persyaratan tertentu.
Untuk pertukaran uang, persyaratan sama seperti penggantian uang rusak atau cacat akibat kebakaran dan robekan. Syarat-syarat tersebut termasuk ukuran uang Rupiah kertas lebih besar dari dua pertiga ukuran aslinya, ciri-ciri keaslian dapat dikenali, serta nomor seri lengkap dan sama. Apabila uang tidak memenuhi syarat, penggantian tidak akan diberikan. Pemesanan layanan pertukaran uang bisa dilakukan melalui website resmi Bank Indonesia dengan batasan kuota tertentu.
Dari perspektif seorang jurnalis, banjir ini menyoroti pentingnya infrastruktur tanggap darurat dan manajemen air yang lebih baik. Sementara itu, respons cepat Bank Indonesia dalam memberikan solusi untuk pertukaran uang rusak menunjukkan komitmen institusi tersebut dalam membantu masyarakat. Ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya persiapan dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang semakin ekstrem.