Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengumumkan bahwa bank sentral terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM). Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas di sektor perbankan dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan pekan kedua Februari 2025, BI telah memberikan tambahan likuiditas sebesar Rp295 triliun kepada berbagai jenis bank di Indonesia. Insentif ini telah disalurkan ke berbagai sektor yang memiliki potensi tinggi dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Perry menjelaskan bahwa kebijakan KLM ini telah memberikan dampak signifikan bagi sistem perbankan nasional. Sejak diberlakukan, insentif tersebut telah meningkat dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2025 menjadi Rp295 triliun hingga pekan kedua Februari 2025. Dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu (19/2/2025), Perry menyatakan bahwa insentif ini telah didistribusikan secara merata ke berbagai jenis bank. Bank-bank milik negara menerima sekitar Rp129,2 triliun, sementara bank umum swasta nasional mendapatkan Rp131,9 triliun. Selain itu, bank-bank daerah dan kantor cabang bank asing juga mendapat bagian masing-masing sebesar Rp28,7 triliun dan Rp4,9 triliun.
Kebijakan ini dirancang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti pertanian, perdagangan, manufaktur, transportasi, pergudangan, pariwisata, ekonomi kreatif, konstruksi, real estat, perumahan rakyat, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan adanya tambahan likuiditas ini, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan di sektor-sektor prioritas tersebut. Perry menegaskan bahwa Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan kesuksesan program-program pembangunan nasional, termasuk Asta Cita.
Melalui peningkatan kebijakan insentif KLM, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Langkah ini diharapkan dapat membantu sektor-sektor prioritas untuk berkembang lebih pesat dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Koordinasi yang kuat antara bank sentral dan pemerintah akan menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.