Pertandingan bulu tangkis di ajang bergengsi Badminton Asia Championships 2025 telah memberikan banyak pelajaran bagi pasangan ganda putra Indonesia. Dalam tinjauannya, Antonius Budi Ariantho, pelatih tim ganda putra PBSI, menyoroti beberapa aspek yang perlu ditingkatkan oleh para atlet muda. Salah satu tantangan utama adalah soal daya tahan fisik dan kekuatan serangan yang masih kurang maksimal.
Performa Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana serta Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin menjadi sorotan setelah mereka gagal mencapai final. Pasangan pertama kalah dalam pertandingan ketat melawan wakil China dengan hasil akhir memperlihatkan dominasi lawan pada game penentuan. Sementara itu, Fikri/Daniel juga menghadapi kesulitan saat berhadapan dengan unggulan dua dari China. Menurut Antonius, meskipun semangat bertarung mereka sudah cukup baik, intensitas tinggi dalam pertandingan ganda putra membutuhkan kombinasi antara kekuatan fisik dan teknik yang lebih matang.
Ketahanan tubuh dan pengelolaan energi menjadi faktor penting untuk sukses di babak-babak awal hingga akhir. Antonius menekankan perlunya persiapan yang lebih maksimal agar atlet bisa bersaing secara efektif melawan pesaing-pesaing kuat sejak tahap awal kompetisi. Selain itu, kemampuan defensif dan strategi menghadapi shuttlecock dengan karakteristik tertentu harus terus ditingkatkan demi meraih prestasi lebih baik di masa depan.
Pembelajaran dari turnamen ini menjadi pijakan penting bagi perkembangan bulu tangkis Indonesia. Dengan fokus pada penguatan fisik, teknik bertanding, serta strategi adaptasi terhadap kondisi lapangan, harapan besar tetap ada untuk para atlet muda. Langkah-langkah evaluasi dan perbaikan ini akan membuka peluang lebih luas bagi generasi baru dalam mengukir prestasi gemilang seperti yang dicapai Anthony Sinisuka Ginting di ajang internasional sebelumnya.