Pada beberapa pekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan. Fenomena ini dikaitkan dengan pembentukan lembaga baru bernama Daya Anagata Nusantara (Danantara). Para analis mencatat bahwa investor asing dan domestik merasa khawatir tentang dampak yang mungkin ditimbulkan oleh Danantara terhadap kinerja perusahaan milik negara yang tercatat di bursa saham. Ekonom terkenal Ferry Latuhihin menyatakan bahwa ketidakpuasan publik terhadap formasi Danantara telah mempengaruhi kondisi pasar. Ia menekankan pentingnya dukungan masyarakat untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Dalam suasana musim gugur yang berwarna keemasan, Jakarta menjadi saksi dari kontroversi besar yang melanda dunia finansial. Pada awal bulan Maret 2025, pembentukan lembaga baru bernama Daya Anagata Nusantara (Danantara) mendapat sorotan tajam dari kalangan ekonom dan investor. Menurut Ferry Latuhihin, seorang ekonom yang dikenal eksentrik, formasi Danantara telah memicu reaksi negatif dari pasar saham, terutama terhadap perusahaan-perusahaan milik negara yang berada di bawah naungan lembaga tersebut.
Ferry menjelaskan bahwa sejak isu Danantara muncul, saham-saham yang terkait, termasuk bank-bank Himbara dan Telkom, mengalami jual besar-besaran. Hal ini menjadi indikator kuat bahwa masyarakat belum siap menerima konsep Danantara. Selain itu, Ferry menyoroti risiko sistematis yang dimiliki sektor perbankan. "Kita masih ingat kasus Century yang sempat membuat kepanikan. Jika bank BUMN dikelola oleh Danantara, risiko serupa bisa terjadi," katanya.
Lebih lanjut, Ferry menunjukkan adanya kesalahan persepsi terkait nilai aset. "Banyak orang berpikir bahwa aset yang besar berarti daya ungkit yang tinggi. Namun, dalam realitanya, hanya sebagian kecil dari aset tersebut yang bisa digunakan sebagai modal," jelasnya. Dia juga mengkritik penggunaan figur politik dalam struktur Danantara, yang dapat menimbulkan masalah kepercayaan di kalangan masyarakat.
Berdasarkan analisis Ferry, ada tiga hal utama yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan kesuksesan Danantara: kerangka hukum yang jelas, sumber daya manusia yang berkualitas, dan integritas yang tinggi.
Dari perspektif seorang jurnalis, laporan ini memberikan pandangan mendalam tentang kompleksitas isu yang melibatkan pembentukan Danantara. Meskipun tujuannya baik, implementasinya harus hati-hati agar tidak menimbulkan ketidakstabilan pasar. Ke depannya, pemerintah perlu lebih transparan dalam proses pengambilan keputusan dan mempertimbangkan aspirasi masyarakat secara luas.