Ketika fungsi hati terganggu parah, tubuh dapat menunjukkan serangkaian gejala yang mengancam jiwa. Organ penting ini memiliki peran vital dalam menyaring racun, memproduksi empedu, serta menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Kerusakan pada hati yang tidak ditangani dengan cepat dapat berujung pada komplikasi serius seperti sirosis, gagal hati, atau bahkan kanker hati. Artikel ini membahas gejala utama penyakit hati stadium lanjut serta langkah-langkah penanganan medis yang diperlukan.
Dalam kondisi normal, hati bertanggung jawab untuk menyaring zat berbahaya dari darah, memproduksi protein pembekuan darah, serta membantu proses pencernaan. Namun, ketika organ ini mengalami kerusakan signifikan, gejala mulai muncul di seluruh tubuh. Salah satu tanda awal adalah nyeri di bagian atas kanan perut yang bisa bersifat kronis. Selain itu, kulit dan mata yang menguning (jaundice) menjadi indikator klasik akibat penumpukan bilirubin.
Pembengkakan juga sering terjadi, baik di perut maupun ekstremitas bawah, sebagai akibat dari kekurangan albumin yang diproduksi oleh hati. Kondisi ini dikenal sebagai edema dan asites. Beberapa pasien juga melaporkan adanya pembuluh darah yang tampak jelas di permukaan kulit, terutama di area wajah, leher, dan dada, yang disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen.
Di samping masalah fisik, gangguan mental juga dapat muncul akibat racun yang tidak tersaring dengan baik. Hal ini menyebabkan kebingungan, kelelahan, hingga ensefalopati hepatik yang mempengaruhi tingkat kesadaran penderitanya. Dalam kasus yang lebih serius, pasien mungkin mengalami muntah darah karena tekanan darah tinggi di hati, yang dikenal sebagai hipertensi portal.
Penanganan penyakit hati stadium lanjut memerlukan intervensi medis intensif. Terapi cairan dan oksigen sering kali digunakan untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Selain itu, diet khusus yang dikontrol secara ketat juga menjadi bagian integral dari pengobatan. Dalam situasi tertentu, transplantasi hati mungkin menjadi satu-satunya solusi untuk memperpanjang hidup pasien.
Pencegahan tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi masalah kesehatan ini. Pemeriksaan rutin setiap 1-2 tahun sangat dianjurkan untuk mendeteksi potensi masalah sejak dini. Semakin cepat diagnosis dilakukan, semakin besar peluang pemulihan yang dapat dicapai.
Mengenali gejala awal penyakit hati sangat penting agar penanganan dapat dimulai sebelum kondisi memburuk. Dengan pendekatan preventif dan pengobatan tepat waktu, risiko komplikasi fatal dapat diminimalkan, sehingga kualitas hidup pasien dapat dipertahankan.