Banyak orang mengalami kebiasaan bangun di tengah malam untuk buang air kecil, namun kondisi ini bisa menjadi indikator masalah kesehatan yang lebih serius. Dikenal sebagai nocturia, fenomena ini memengaruhi lebih dari 50 juta orang di Amerika Serikat, terutama pada individu dewasa berusia di atas 65 tahun. Para ahli menyebut bahwa nocturia tidak hanya memengaruhi kualitas tidur tetapi juga dapat berkaitan dengan berbagai penyakit seperti gangguan hormon atau efek samping obat-obatan tertentu. Menurut Dr. Justin Dubin, seorang spesialis urologi dari Memorial Healthcare System, kebiasaan ini perlu diperhatikan jika terjadi secara konsisten dua kali atau lebih dalam satu malam.
Kondisi nocturia memiliki beragam penyebab, mulai dari produksi urin yang berlebihan saat malam hari hingga kapasitas kandung kemih yang terbatas. Selain itu, konsumsi alkohol dan kafein menjelang waktu tidur dapat meningkatkan risiko terganggunya pola tidur akibat keinginan buang air kecil. Beberapa faktor lain yang mungkin memperburuk gejala ini termasuk penggunaan obat diuretik atau kondisi medis seperti diabetes dan hipertensi.
Ahli kesehatan menyarankan agar individu mencermati pola asupan cairan mereka, terutama beberapa jam sebelum tidur. Mengatur waktu minum obat juga bisa membantu mengurangi frekuensi nocturia. Misalnya, mengonsumsi obat di pagi hari daripada menjelang tidur malam dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap kualitas istirahat.
Dalam kasus tertentu, penanganan nocturia melibatkan kombinasi pendekatan, seperti terapi perilaku, modifikasi gaya hidup, serta pemberian obat-obatan bila diperlukan. Evaluasi mendalam oleh dokter sangat penting untuk mengetahui apakah ada kondisi medis mendasar yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Meskipun nocturia bukan selalu tanda bahaya besar, dampaknya terhadap kualitas tidur dapat berpengaruh buruk pada kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, jika seseorang merasa terganggu dengan kondisi ini, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis profesional. Dengan evaluasi menyeluruh, dokter dapat memberikan solusi tepat sesuai dengan riwayat medis dan gaya hidup pasien.