Film ini bukan hanya sekadar cerita, tetapi sebuah eksplorasi psikologis yang mendalam. Arya Saloka mengungkapkan bahwa pengalaman bermain sebagai Jefri telah membawa perubahan signifikan pada kariernya.
Karakter Jefri dalam "Dendam Kelam Malam" tidak hanya menjadi sorotan karena kompleksitasnya, tetapi juga karena mampu menggugah emosi penonton. Arya Saloka menjelaskan bahwa proses menyusun kepribadian Jefri membutuhkan pemahaman mendalam tentang konflik internal dan eksternal yang dialami tokoh tersebut. Setiap gerakan, intonasi suara, hingga ekspresi wajah dipertimbangkan dengan cermat agar sesuai dengan narasi keseluruhan film.
Dalam salah satu adegan puncak, Jefri harus menghadapi momen sulit ketika masa lalu kembali menghantui. Arya Saloka mengungkapkan bahwa ia menggunakan teknik improvisasi untuk memberikan sentuhan manusiawi pada karakter yang sering kali dianggap dingin dan tanpa emosi. Hasilnya adalah representasi yang lebih autentik dan meyakinkan bagi audiens.
Suksesnya Arya Saloka dalam memainkan Jefri tidak lepas dari sinergi yang kuat dengan tim produksi. Mulai dari sutradara hingga desainer kostum, setiap elemen dalam proyek ini dirancang untuk saling melengkapi. Misalnya, kostum yang dikenakan oleh Jefri dirancang khusus untuk mencerminkan sifat misterius dan ambigu dari karakter tersebut.
Lebih lanjut, Arya Saloka juga berbagi pengalaman bekerja sama dengan aktor lain seperti Bront Palarae dan Marisa Anita. Mereka bersama-sama menciptakan dinamika interaksi yang kaya dan sarat makna. Setiap dialog antar-karakter dipertajam melalui diskusi intensif sebelum syuting, sehingga hasil akhir terasa lebih hidup dan realistis.
Untuk memastikan bahwa karakter Jefri dapat diterima dengan baik oleh penonton, Arya Saloka melakukan studi mendalam tentang psikologi individu yang memiliki trauma berat. Pengetahuan ini kemudian diterapkan dalam interpretasi aktingnya, sehingga Jefri tidak hanya tampak sebagai figur antagonis melainkan juga memiliki sisi manusiawi yang bisa dipahami.
Arya Saloka juga menyoroti pentingnya empati dalam pekerjaannya sebagai aktor. Ia percaya bahwa untuk benar-benar menghidupkan karakter, seorang aktor harus mampu merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh tersebut, meskipun hal itu mungkin jauh berbeda dari pengalaman pribadinya sendiri. Pendekatan ini membuat performanya lebih alami dan meyakinkan.
Sejak rilisnya "Dendam Kelam Malam", publik telah memberikan respons positif terhadap penampilan Arya Saloka sebagai Jefri. Banyak kritikus film yang memuji kemampuan aktingnya yang mampu menggabungkan kekuatan visual dengan kedalaman emosional. Hal ini menunjukkan bahwa film Indonesia semakin berkembang dalam hal kualitas produksi dan akting.
Tidak hanya itu, film ini juga membuka peluang baru bagi industri hiburan Tanah Air. Dengan fokus pada cerita yang kuat dan karakter yang kompleks, "Dendam Kelam Malam" menunjukkan bahwa perfilman Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. Arya Saloka optimis bahwa langkah ini akan mendorong lebih banyak sineas lokal untuk menghasilkan karya-karya berkualitas tinggi.