Bencana alam sering kali menimbulkan situasi darurat yang membutuhkan respon cepat. Gempa bumi yang mengguncang wilayah Bangkok, Thailand, baru-baru ini menyebabkan runtuhnya sebuah gedung konstruksi, dengan puluhan orang terjebak di bawah reruntuhan. Salah satu korban bernama Sunan Kenkiat berhasil selamat dan menceritakan pengalaman mengerikan tersebut.

Kenkiat, seorang pekerja konstruksi berusia 31 tahun, menjelaskan bagaimana guncangan pertama membuat dirinya kehilangan keseimbangan. "Saya merasa seperti pusing saat itu," tuturnya kepada wartawan. Ketika guncangan semakin kuat, dia menyadari bahwa kondisi menjadi genting. Potongan-potongan material bangunan mulai jatuh, menciptakan suasana panik di lokasi. "Saya langsung berteriak agar semua rekan kerja segera meninggalkan gedung," katanya dengan nada tegang. Setelah mendengar suara ledakan besar, Kenkiat tidak bisa melihat apa pun karena debu tebal yang menghalangi pandangannya. Dengan insting bertahan hidup, dia akhirnya berhasil keluar dari gedung yang hampir sepenuhnya ambruk.

Pemerintah Thailand serta relawan telah melakukan upaya maksimal untuk menemukan para korban yang masih tertahan di bawah puing-puing. Tim penyelamat menggunakan anjing K9 untuk membantu mengendus tanda-tanda kehidupan di antara reruntuhan. Meskipun ketegangan tinggi, harapan tetap ada bagi mereka yang belum ditemukan. Kenkiat sendiri menyatakan rasa lega atas keselamatannya namun tetap khawatir akan nasib tiga rekannya yang belum diketahui keberadaannya. Kejadian ini menunjukkan pentingnya persiapan dalam menghadapi bencana alam, baik oleh individu maupun institusi terkait.

Setiap bencana memberikan pelajaran berharga tentang kekuatan solidaritas manusia. Peristiwa runtuhnya gedung di Bangkok menunjukkan betapa pentingnya kerjasama internasional dalam mitigasi risiko bencana. Semangat pantang menyerah dari para penyintas dan tim penyelamat harus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus membangun sistem tanggap darurat yang lebih baik demi melindungi jiwa rakyat.