Pada pengumuman terbaru, raksasa teknologi Google menginformasikan bahwa data sejarah kunjungan pengguna di fitur Google Maps Timeline telah dihapus. Langkah ini memengaruhi rekaman lokasi yang disimpan sebelum tanggal tertentu, yaitu 14 Maret 2025. Meskipun demikian, bagi mereka yang memiliki sistem pencadangan cloud aktif, pemulihan data tetap mungkin dilakukan.
Dalam perkembangan terkini, perusahaan asal Amerika Serikat ini memberitahukan kepada para pelanggan bahwa informasi lokasi yang biasanya tersimpan dalam fitur Google Maps Timeline telah dihapus secara permanen. Peristiwa ini pertama kali diberitakan oleh The Register, dan mempengaruhi semua data yang dicatat sebelum bulan Maret tahun 2025.
Keputusan ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna setia Google Maps, karena banyak dari mereka bergantung pada timeline untuk melacak perjalanan masa lalu. Namun, ada sedikit harapan bagi mereka yang telah mengaktifkan cadangan salinan duplikat atau menggunakan layanan penyimpanan awan. Melalui metode ini, data yang hilang dapat dipulihkan dengan lebih mudah.
Untuk mengatasi potensi frustrasi pengguna akibat kehilangan data penting, Google mulai mengirimkan pemberitahuan langsung melalui email. Pesan ini bertujuan untuk memberi tahu para pelanggan tentang langkah-langkah yang dapat diambil agar tidak mengalami kerugian serupa di masa mendatang.
Dari sisi teknis, setelah peninjauan mendalam, ternyata tidak ada lagi jejak digital dari lokasi-lokasi yang dikunjungi sebelum periode tersebut. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi pengguna aktif Google Maps Timeline untuk segera mengaktifkan fungsi pencadangan cloud sebagai bentuk perlindungan tambahan.
Berlokasi di ibu kota Inggris, London, Google menjelaskan bahwa masalah ini memengaruhi berbagai kelompok pengguna secara global. Dengan begitu, solusi preventif seperti pencadangan awan menjadi langkah strategis yang perlu dipertimbangkan.
Bagi Anda yang sering bepergian dan mengandalkan fitur ini untuk mencatat jejak perjalanan, ini adalah waktu yang tepat untuk memastikan semua data aman dari risiko kehilangan.
Sebagai jurnalis yang meliput perkembangan teknologi, saya merasa bahwa kasus ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan manajemen data pribadi. Pengguna modern harus lebih proaktif dalam melindungi informasi mereka, baik melalui pencadangan manual maupun otomatis. Kehilangan data bukan hanya soal ketidaknyamanan, tetapi juga bisa berdampak pada aspek-aspek lain seperti dokumentasi perjalanan atau referensi penting dalam pekerjaan sehari-hari.