Pada malam hari Selasa (17/6), erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di wilayah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menyebabkan gangguan signifikan pada operasional penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Akibatnya, sejumlah rute domestik dan internasional mengalami pembatalan. Aktivitas vulkanik ini memengaruhi lebih dari 20 jadwal penerbangan ke berbagai destinasi seperti Singapura, Australia, serta beberapa kota di Indonesia.
Di tengah musim penghujung tahun yang biasanya sibuk dengan aktivitas perjalanan wisatawan, letusan Gunung Lewotobi Laki-laki membawa dampak serius bagi konektivitas udara regional. Dalam laporan resmi dari Wahyudi, General Manager sementara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, total 12 penerbangan internasional dan lima penerbangan domestik harus dibatalkan karena adanya abu vulkanik di langit-langit atmosfer. Beberapa tujuan utama yang terkena dampak termasuk Singapura, Melbourne, Brisbane, Adelaide, Sydney, serta rute-rute lokal menuju Labuan Bajo dan Semarang.
Selain itu, hingga pagi hari Rabu (18/6), sekitar 13 penerbangan internasional dan dua penerbangan domestik lainnya juga dibatalkan oleh maskapai penerbangan. Penumpang diberikan opsi fleksibel untuk mendapatkan pengembalian uang (refund), melakukan penjadwalan ulang (reschedule), atau bahkan menyesuaikan ulang rute perjalanan mereka (re-route).
Dengan situasi ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai bekerja sama erat dengan semua pihak terkait untuk memastikan bahwa informasi disampaikan secara transparan kepada masyarakat umum.
Adapun lokasi erupsi terjadi di wilayah Flores Timur, tepatnya di Gunung Lewotobi Laki-laki. Meskipun tidak langsung mengancam penduduk setempat, fenomena alam tersebut tetap menjadi perhatian serius dalam hal manajemen bencana dan navigasi udara.
Para ahli geologi terus memantau perkembangan aktivitas gunung api ini agar dapat memberikan rekomendasi yang tepat bagi otoritas bandara maupun maskapai penerbangan.
Dari perspektif penumpang, situasi ini menunjukkan pentingnya perencanaan kontinjensi dalam industri penerbangan modern. Terutama ketika faktor alam seperti erupsi gunung api bisa tiba-tiba mengganggu operasional yang melibatkan banyak pihak. Langkah proaktif dari pihak bandara dan maskapai patut diapresiasi dalam menjaga kepuasan pelanggan meski menghadapi tantangan besar akibat kondisi tak terduga.