Gaya Hidup
Pernikahan Sederhana di KUA: Tren Baru yang Mengutamakan Realitas
2025-06-17

Perubahan pola pikir generasi muda terhadap pernikahan mulai mencuat sebagai fenomena menarik. Banyak pasangan memilih cara praktis dan hemat dengan melangsungkan akad nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) tanpa resepsi besar-besaran. Hal ini menjadi solusi bagi mereka yang ingin menghindari tekanan sosial serta beban finansial yang berlebihan. Dengan memanfaatkan layanan gratis dari pemerintah, pasangan dapat menikah secara sah tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

Tren ini awalnya berkembang pesat selama masa pandemi ketika pembatasan pertemuan membuat banyak orang beralih ke metode sederhana untuk melangsungkan pernikahan. Salah satu contohnya adalah kisah viral M Chandra Gumelar, yang memilih jalan praktis karena situasi yang memaksa. Seiring waktu, gaya hidup minimalis ini tidak hanya menjadi alternatif darurat tetapi juga dipandang sebagai pilihan bijaksana oleh sebagian besar pasangan muda. Contoh lain datang dari komika Yono Bakrie, yang secara terbuka menyatakan bahwa dirinya lebih mengedepankan makna pernikahan daripada formalitas acara besar. Melalui media sosial, ia menjelaskan bahwa kesederhanaan ini merupakan simbol hubungan yang dijalin bersama pasangannya.

Menghemat biaya dan fokus pada stabilitas keuangan setelah menikah menjadi alasan utama mengapa tren ini semakin digemari. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014, proses pernikahan di KUA dilakukan secara gratis jika dilakukan pada hari dan jam kerja resmi. Selain itu, calon pengantin wajib menyiapkan dokumen-dokumen penting seperti surat pengantar dari kelurahan, identitas diri, dan mengikuti bimbingan perkawinan. Meskipun beberapa daerah masih memiliki tradisi yang menganggap pernikahan sebagai ajang pertemuan keluarga besar, banyak pasangan muda saat ini lebih memprioritaskan nilai-nilai esensial dalam pernikahan dibandingkan gengsi sosial.

Pilihan untuk menikah secara sederhana bukan sekadar langkah hemat, tetapi juga refleksi sikap dewasa dalam menghadapi kehidupan. Dalam era modern ini, pasangan muda cenderung lebih rasional dalam memutuskan prioritas hidup mereka. Daripada terbebani oleh utang atau ekspektasi sosial, mereka lebih memilih untuk membangun fondasi kuat dalam pernikahan mereka. Tren ini menunjukkan bagaimana generasi muda mampu mengadaptasi diri dengan cerdas terhadap tantangan zaman, sekaligus membawa inspirasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya kesederhanaan dan keberanian untuk melawan arus tradisi yang tidak relevan lagi.

more stories
See more