Emas, salah satu logam paling berharga di dunia, memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Mulai dari pembuatan perhiasan hingga penggunaannya sebagai aset simpanan dan penentu nilai mata uang suatu negara. Selain itu, emas juga memengaruhi kebijakan moneter global serta stabilitas ekonomi internasional. Artikel ini menjelaskan jumlah emas yang telah diekstraksi oleh manusia sejauh ini, cadangan yang tersisa di kerak bumi, dan lokasi-lokasi utama sumber daya tersebut.
Selain itu, artikel ini juga membahas potensi emas yang tersembunyi di inti bumi serta proses pembentukan endapan emas yang kita temui saat ini. Dengan informasi dari berbagai lembaga seperti USGS dan World Gold Council, kita dapat lebih memahami betapa langkanya emas di permukaan bumi dibandingkan dengan apa yang mungkin ada di pusat planet ini.
Jumlah total emas yang telah ditambang oleh manusia diperkirakan mencapai 206.000 ton menurut Survei Geologi AS (USGS), sementara World Gold Council memberikan angka yang lebih tinggi yaitu sekitar 238.391 ton. Sebagian besar emas ini digunakan untuk membuat perhiasan, disimpan dalam bentuk batangan atau koin, dan bahkan dimiliki oleh bank sentral sebagai cadangan nasional.
Lebih lanjut, jika semua emas yang telah diekstraksi dikumpulkan menjadi satu, maka akan membentuk kubus dengan panjang sisi sekitar 22 meter. Namun, meskipun sebagian besar emas yang dapat diekstraksi secara ekonomis sudah ditemukan, masih ada sekitar 70.550 ton emas yang belum dieksplorasi sepenuhnya. Negara-negara seperti Rusia, Australia, dan Afrika Selatan memiliki cadangan terbesar dari sumber daya ini.
Meskipun hanya sebagian kecil emas yang ditemukan di kerak bumi, para ahli percaya bahwa inti bumi menyimpan persediaan yang jauh lebih besar. Menurut Chris Voisey dari Universitas Monash, Australia, sekitar 99% emas dunia berada di inti bumi, cukup untuk melapisi seluruh planet dengan lapisan tebal sekitar 1,6 kaki. Proses pembentukan bumi yang awalnya cair membuat elemen-elemen seperti emas tenggelam ke inti karena kepadatannya.
Seiring waktu, bagian lain dari emas berasal dari meteorit yang menghantam bumi selama periode "Late Heavy Bombardment". Bagian ini tidak tenggelam ke inti karena bumi telah membentuk kerak padat pada saat itu. Akibatnya, emas tersebar luas di kerak bumi, baik dalam bentuk partikel kecil maupun endapan bijih yang terkonsentrasi. Para ahli geologi terus berusaha memahami cara-cara baru untuk menemukan dan mengekstraksi emas ini secara efisien tanpa merusak lingkungan.