Pasar modal Indonesia menghadapi tantangan signifikan pada awal tahun 2025, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan sebesar 8,04% sejak Januari hingga akhir Maret. Meskipun ada penguatan sementara sebesar 3,83% pada bulan Maret, kinerja keseluruhan IHSG tetap negatif selama kuartal pertama. Selain itu, nilai kapitalisasi pasar juga menunjukkan kontraksi, meskipun masih mengalami kenaikan bulanan sebesar 2,27%. Penyebab utama dari perlambatan ini adalah aksi jual besar-besaran oleh investor asing.
Dalam konferensi pers yang digelar Jumat (11/4/2025), Inarno Djajadi, anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertanggung jawab atas pengawasan pasar modal, memberikan gambaran situasi terkini. Menurutnya, tekanan global telah memengaruhi performa saham domestik. Pada bulan Maret saja, investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 8,02 triliun, dan total aksi jual sejak awal tahun mencapai Rp 29,92 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi global berdampak langsung pada kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia.
Situasi semakin diperburuk saat IHSG mengalami penurunan drastis setelah libur Lebaran. IHSG turun hingga 7,9%, dari level 6.510 menjadi 5.596, bahkan sempat mengalami pemutusan perdagangan selama 30 menit pada pagi hari. Tekanan terus berlanjut pada 9 April, dengan IHSG anjlok 0,47% menjadi 5.967. Namun, pada 10 April, indeks berhasil rebound, ditutup pada level 6.524 atau naik 4,79%.
Secara umum, tren ini mencerminkan volatilitas tinggi di pasar modal Indonesia selama tiga bulan pertama tahun ini. Investor lokal maupun asing tampaknya masih cenderung waspada menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Dalam konteks ini, peran regulator seperti OJK menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas pasar.
Melihat perkembangan tersebut, kebijakan lebih lanjut dari OJK dan pemerintah diperlukan untuk memulihkan kepercayaan investor. Fokus pada strategi yang mendorong investasi dalam negeri serta mitigasi risiko eksternal akan menjadi kunci sukses dalam menjaga stabilitas pasar modal Indonesia di masa mendatang. Dengan langkah-langkah yang tepat, harapan untuk pemulihan pasar modal dapat terwujud meskipun tantangan global terus melanda.