Pemerintah India baru-baru ini menetapkan tarif impor sebesar 12% untuk produk baja dari China guna melindungi industri domestiknya. Kebijakan yang diberlakukan dalam bentuk bea pengaman sementara ini bertujuan mengurangi dampak negatif dari aliran baja murah yang membanjiri pasar lokal. Dengan langkah ini, India berusaha menjaga kestabilan sektor baja nasional di tengah persaingan global yang ketat.
Dalam upaya mendukung pertumbuhan industri baja domestik, pemerintah India telah menyetujui rekomendasi Kementerian Perdagangan untuk menerapkan bea pengaman selama kurang lebih 200 hari. Langkah ini mulai diberlakukan secara resmi sejak awal minggu lalu dan telah memberikan dampak langsung pada aktivitas impor. Keputusan ini diambil setelah adanya analisis menyeluruh terkait ancaman produk baja murah asal China terhadap stabilitas pasar lokal India.
China, sebagai salah satu produsen baja terbesar di dunia, telah menjadi mitra dagang utama bagi India dalam dua tahun terakhir. Namun, penetrasi produk baja impor dengan harga kompetitif dinilai merugikan pelaku usaha lokal. Oleh karena itu, kebijakan ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi perusahaan-perusahaan baja di India untuk berkembang tanpa tekanan yang signifikan dari pasar internasional.
Di kota Goa, tempat diadakannya KTT BRICS, perdagangan antara India dan China tetap menjadi isu sentral meskipun kedua negara berada dalam kerangka kerja sama ekonomi regional. Hubungan bilateral mereka terkadang dipengaruhi oleh ketegangan terkait perdagangan serta isu keamanan perbatasan.
Dalam konteks geopolitik saat ini, langkah India ini juga mencerminkan sikap strategis terhadap arus perdagangan global yang semakin kompleks. Terutama, di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China, tindakan India menunjukkan pentingnya penyesuaian hubungan ekonomi antarnegara besar.
Langkah perlindungan ini tentu saja akan mempengaruhi dinamika hubungan ekonomi antara India dan China ke depannya. Bagaimana kedua negara tersebut akan bernegosiasi dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan menjadi tantangan besar di masa mendatang.
Dari sudut pandang jurnalis, langkah India ini menunjukkan bahwa perlindungan industri domestik masih menjadi prioritas utama di tengah globalisasi perdagangan. Meskipun demikian, penting bagi India untuk menyeimbangkan antara perlindungan industri lokal dan tetap menjaga hubungan baik dengan mitra dagang utamanya seperti China. Hal ini akan menjadi ujian nyata bagi diplomasi ekonomi India dalam skenario perang dagang global yang semakin rumit.