Gaya Hidup
Kanker Paru-Paru di Indonesia: Ancaman yang Tidak Terbatas pada Perokok
2025-05-11

Penyakit kanker paru-paru terus menjadi salah satu ancaman kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan laporan GLOBOCAN tahun 2020, jumlah kasus baru kanker paru-paru menempati posisi ketiga setelah kanker payudara. Meskipun sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok, penelitian menunjukkan bahwa non-perokok juga memiliki risiko tinggi mengidap penyakit ini. Salah satu ahli dari Northern Heart Hospital Penang, Prof. Dato’ Dr. Basheer Ahamed Bin Abdul Kareem, menjelaskan bahwa faktor lain seperti paparan polusi udara, zat beracun, dan riwayat keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit ini. Gejala awalnya sering tidak disadari, sehingga banyak pasien baru mendapat diagnosis pada tahap lanjut.

Penyebab dan Risiko Kanker Paru-Paru di Indonesia

Dalam era modern ini, masalah kanker paru-paru semakin menarik perhatian publik, terutama karena prevalensinya yang meningkat secara signifikan. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker paling umum yang ditemukan. Menurut Prof. Dato’ Dr. Basheer Ahamed dari Northern Heart Hospital Penang, meskipun rokok masih menjadi pemicu utama, sekitar 85-90% kasus kanker paru-paru juga disebabkan oleh faktor lain seperti paparan polusi udara, kontak dengan bahan kimia berbahaya seperti asbes, hidrokarbon aromatik polisiklik, serta riwayat genetik.

Situasi ini diperparah oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining dini. Banyak orang yang hanya menyadari adanya masalah saat kondisi sudah mencapai tahap akhir, ditandai dengan gejala seperti batuk kronis, batuk darah, nyeri dada, lemas, penurunan berat badan drastis, dan infeksi paru-paru berulang. Kondisi ini membuat pengobatan menjadi lebih sulit dan peluang kesembuhan berkurang secara signifikan.

Gejala awal kanker paru-paru sering kali diabaikan atau salah diidentifikasi sebagai gangguan pernapasan biasa. Oleh karena itu, edukasi dan deteksi dini sangatlah penting untuk meningkatkan hasil pengobatan.

Dengan fokus pada lingkungan yang bersih dan gaya hidup sehat, masyarakat dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini. Upaya ini harus didukung oleh program skrining dini yang efektif bagi individu yang memiliki faktor risiko tinggi.

Dari perspektif jurnalis maupun pembaca, informasi ini memberikan pelajaran penting tentang perlunya meningkatkan kesadaran terhadap faktor-faktor risiko yang tidak selalu terlihat, seperti polusi udara dan zat beracun. Selain itu, penting untuk mendorong masyarakat agar lebih proaktif dalam menjaga kesehatan melalui pemeriksaan rutin dan gaya hidup yang seimbang. Kanker paru-paru bukan lagi hanya soal rokok—tetapi juga soal lingkungan dan perilaku kita sehari-hari.

more stories
See more