Pertarungan tinju kelas ringan antara Ryan Garcia dan Rolando “Rolly” Romero di Times Square, New York, memberikan kejutan besar bagi dunia olahraga. Meskipun Garcia lebih difavoritkan, Rolly berhasil menang melalui keputusan bulat juri dengan skor akhir 115-112, 115-112, dan 118-109. Meskipun Garcia mencatat lebih banyak pukulan selama pertandingan yang berlangsung selama 12 ronde, efektivitas dan agresivitas Rolly dinilai lebih unggul oleh para hakim. Kekalahan ini mempertanyakan rencana Garcia untuk melawan Devin Haney.
Di malam yang penuh semarak di pusat kota New York, tepatnya di Times Square pada Sabtu pagi waktu Indonesia Barat (3/5/2025), dua petinju muda bertarung dalam salah satu laga tinju paling ditunggu-tunggu tahun ini. Ryan Garcia, bintang muda yang populer di kalangan penggemar tinju, menghadapi Rolando “Rolly” Romero, seorang petinju yang kurang dikenal tetapi memiliki potensi besar.
Berlangsung selama 12 ronde, pertarungan ini menyuguhkan permainan strategis dari kedua belah pihak. Meskipun Garcia terlihat aktif dengan serangkaian pukulan cepatnya, Rolly tidak gentar dan menjawab setiap serangan dengan kekuatan serta presisi yang luar biasa. Para juri akhirnya memutuskan bahwa Rolly lebih dominan dalam aspek efektivitas dan kontrol lapangan.
Garcia, meski kecewa, menerima hasil tersebut dengan lapang dada. Ia mengakui bahwa lawannya layak mendapatkan kemenangan ini tanpa memberikan alasan pembelaan. Keputusan ini juga membawa dampak signifikan terhadap masa depan Garcia dalam kancah tinju internasional, termasuk rencana pertandingan ulang melawan Devin Haney.
Dari sudut pandang seorang jurnalis, pertarungan ini mengingatkan kita bahwa dunia olahraga penuh dengan ketidakpastian. Meskipun Garcia adalah favorit, kemenangan Rolly menunjukkan bahwa dedikasi, kerja keras, dan strategi yang matang dapat mengubah jalannya pertarungan. Bagi para pecinta tinju, momen ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menghargai lawan dan selalu siap untuk tantangan apa pun.