Pertempuran antara Pakistan dan India telah memunculkan kekhawatiran serius terkait potensi eskalasi konflik menjadi tingkat yang lebih mematikan. Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, menegaskan bahwa opsi serangan nuklir memang tersedia sebagai strategi terakhir, meskipun dia membantah adanya pertemuan resmi terkait pengawasan senjata nuklir negaranya. Kehadiran dua negara besar dengan persenjataan nuklir di wilayah tersebut telah memicu perhatian dari komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat dan G7, yang berulang kali mendesak untuk de-eskalasi.
Pernyataan Khawaja Asif tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir muncul setelah laporan militer Pakistan menyebutkan bahwa Perdana Menteri Muhammad Shehbaz Sharif meminta otoritas pengawas senjata nuklir untuk bertemu. Namun, Asif menyangkal klaim ini, menyatakan bahwa tidak ada rencana pertemuan di Otoritas Komando Nasional. Ia juga menekankan bahwa diskusi mengenai opsi nuklir harus dihindari hingga situasi mencapai titik puncak yang sangat parah. “Kita harus melihat ini sebagai skenario jauh di masa depan,” katanya kepada stasiun televisi lokal.
Di tengah ketegangan yang meningkat, seruan untuk meredakan konflik datang dari berbagai belahan dunia. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, melakukan intervensi dengan menghubungi Jenderal Asim Munir dari Pakistan serta Subrahmanyam Jaishankar dari India. Dalam percakapan tersebut, Rubio menekankan pentingnya komunikasi langsung guna mencegah salah perhitungan. Reaksi dari kedua belah pihak tampak berbeda; sementara Jaishankar menegaskan pendekatan India yang tetap bertanggung jawab, Mohammad Ishaq Dar dari Pakistan menyatakan bahwa langkah selanjutnya akan bergantung pada tindakan India.
Situasi semakin rumit karena pejabat dari kedua negara dilaporkan telah melakukan pembicaraan pada hari Sabtu, meskipun hasilnya belum terlihat signifikan. Media India melaporkan bahwa diskusi tersebut difokuskan pada upaya mengurangi ketegangan dan menjaga stabilitas regional.
Pesan damai dari komunitas internasional terus mengalir seiring meningkatnya korban jiwa akibat konflik ini. Meskipun opsi nuklir masih menjadi topik sensitif, semua pihak sepakat bahwa solusi damai adalah satu-satunya cara untuk menghindari bencana besar. Langkah konkret dari kedua negara akan menjadi penentu apakah ketegangan ini dapat diselesaikan tanpa eskalasi lebih lanjut.