Minuman teh hijau asal Jepang, matcha, semakin populer di berbagai belahan dunia. Dengan rasa yang unik dan manfaat kesehatannya, minuman ini mendapatkan perhatian besar dari konsumen global. Namun, peningkatan permintaan mulai mengkhawatirkan karena pasokan matcha menghadapi ancaman kelangkaan. Tempat kelahiran matcha, Uji di Kyoto, menjadi sorotan sebagai penghasil kualitas terbaik. Meskipun bisnis lokal sedang pulih setelah pandemi, meningkatnya permintaan global dari Eropa, Amerika Serikat, hingga Australia telah memicu perusahaan untuk membatasi pembelian. Pemerintah Jepang merencanakan strategi baru dengan memberikan subsidi kepada petani untuk beralih ke produksi tencha, bahan utama matcha.

Kondisi Saat Ini di Uji dan Ancaman Kelangkaan Matcha

Pada musim gugur lalu, industri matcha di Jepang mulai merasakan tekanan akibat meningkatnya permintaan global. Di kota Uji, sebuah lokasi legendaris di Kyoto yang dikenal sebagai tempat lahirnya matcha berkualitas tinggi, para petani dan produsen harus beradaptasi dengan situasi baru. Minat internasional yang melonjak membuat beberapa perusahaan teh menerapkan batasan pembelian guna menjaga stabilitas stok. Stephen Blackburn, seorang turis dari New York, mengungkapkan bahwa ia telah menggantikan kopi dengan matcha karena efek fokus yang lebih baik tanpa menyebabkan gelisah.

Sementara itu, pasar domestik di Jepang justru menunjukkan penurunan konsumsi teh hijau daun tradisional dan matcha. Untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga dan kelangkaan lebih lanjut, pemerintah Jepang berencana memberikan dukungan finansial kepada petani agar mereka beralih dari sencha ke tencha. Produksi matcha pada tahun 2023 mencapai 4.176 ton, hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2010. Proyeksi pasar global menunjukkan bahwa nilai industri matcha dapat melonjak dari US$ 2,8 miliar pada 2023 menjadi sekitar US$ 5 miliar pada 2028.

Dari perspektif seorang jurnalis, fenomena ini menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara permintaan global dan upaya pemenuhan pasokan lokal. Kenaikan harga matcha tidak hanya mencerminkan popularitas produk ini tetapi juga tantangan berkelanjutan dalam rantai pasok pertanian. Bagi pembaca, cerita ini menjadi pengingat akan pentingnya mempertimbangkan dampak ekonomi dan lingkungan saat mengonsumsi barang impor atau eksklusif.