Petinju muda Ryan Garcia, yang awalnya dikenal sebagai bintang berbakat dalam dunia tinju, kini lebih sering menjadi perbincangan karena insiden-insiden di luar ring. Meskipun memiliki gaya bertarung yang mengesankan dan kepribadian yang menarik perhatian, karier Garcia mulai diragukan akibat sederet kontroversi. Beberapa kejadian besar meliputi klaim teori konspirasi, komentar rasis di media sosial, serta penggunaan zat terlarang sebelum pertandingan pentingnya. Kontroversi ini membuat Garcia tidak hanya disorot oleh penggemar tetapi juga oleh organisasi tinju internasional seperti WBC.
Di tengah-tengah musim gugur yang penuh warna, nama Ryan Garcia mulai mencuat bukan hanya karena prestasinya di atas ring, tetapi juga tindakannya di luar dunia tinju. Salah satu insiden yang paling menghebohkan adalah cuitannya tentang Bohemian Grove, sebuah kelompok rahasia yang diduga melakukan ritual ilegal. Pernyataannya di X (sebelumnya Twitter) menyebutkan bahwa ia pernah diculik dan dipaksa untuk menghadiri acara yang melibatkan materi pornografi anak-anak. Ungkapan ini kemudian memicu spekulasi luas dan bahkan membuat akun media sosialnya dibajak beberapa kali.
Berlanjut pada bulan Juli 2024, Garcia mendapatkan sorotan negatif setelah mengeluarkan pernyataan rasialis dan islamofobia selama siaran langsung di platform digital. Komentarnya yang merendahkan umat Islam dan orang kulit hitam, termasuk sindiran terhadap George Floyd, menyebabkan WBC memutuskan untuk mengeluarkannya dari organisasi tersebut. Garcia akhirnya memberikan permintaan maaf publik, namun reputasinya telah tercoreng.
Kasus paling merugikan datang pada April 2024, ketika Garcia diuji positif menggunakan Ostarine, zat peningkat performa, sehari sebelum dan hari pertarungan melawan Devin Haney. Kemenangannya pun diubah menjadi "no-contest" oleh Komisi Atletik Negara Bagian New York, dengan hukuman denda dan suspensi selama satu tahun. Garcia sempat membela diri melalui media sosial, namun dampak buruknya sudah terlanjur melanda karier tinjunya.
Dari perspektif seorang jurnalis, kasus-kasus ini menunjukkan betapa mudahnya popularitas dapat berbalik menjadi kutukan jika tidak dikelola dengan bijaksana. Ryan Garcia adalah contoh nyata bagaimana seseorang dengan potensi besar bisa tersandung oleh tindakan impulsif di luar ring. Bagi pembaca, cerita ini mengingatkan kita akan pentingnya tanggung jawab sosial, terutama bagi figur publik yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat luas. Semoga, pelajaran ini bisa menjadi pengingat bagi semua individu untuk lebih berhati-hati dalam setiap langkah yang diambil.