Peningkatan harga emas global telah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, dengan harga melampaui US$3.300 per troy ons. Di Indonesia, fenomena ini juga terlihat dengan kenaikan harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk hingga Rp1.975.000 per gram. Pembeli mulai memanfaatkan emas sebagai aset investasi yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Antrian panjang pembelian emas terlihat di beberapa lokasi seperti Butik Emas Antam Pulogadung, Jakarta, dengan batasan alokasi dan jumlah pembelian per orang. Investor seperti Mila dan Ria menunjukkan kepercayaan mereka pada stabilitas emas dibandingkan instrumen lain seperti saham.
Dalam era ketidakpastian global yang penuh tantangan, minat masyarakat terhadap emas sebagai bentuk investasi aman semakin meningkat. Pada hari Kamis (17/4/2025), harga emas internasional berhasil melewati level psikologis penting yaitu US$3.300 per troy ons, membuka peluang untuk menuju target baru di angka US$3.500. Di Tanah Air, harga emas Logam Mulia dari PT Aneka Tambang Tbk melonjak signifikan menjadi Rp1.975.000 per gram di butik resmi Graha Dipta Pulogadung, Jakarta. Kenaikan ini mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, naik Rp59.000 hanya dalam satu hari.
Fenomena ini menarik perhatian banyak investor ritel, termasuk Mila, seorang pembeli setia yang rela berdiri dalam antrian sejak pukul tiga pagi demi mendapatkan kesempatan membeli emas. Dengan batasan alokasi harian sebanyak 200 nomor antrian, transaksi pembelian hanya dapat dilakukan setelah pengiriman emas dari pabrik tiba pada pukul 13.00 WIB. Setelah itu, proses pembelian ditutup pada pukul 15.00 WIB karena stok telah habis. Selain itu, pembelian dikenakan limit maksimal tiga keping per orang dengan varian gramasi terbatas seperti 3 gram, 5 gram, 10 gram, 25 gram, dan 100 gram.
Sementara itu, Ria, seorang karyawan swasta dari Bekasi, memilih alternatif lain dengan mengikuti program pre-order emas dari salah satu toko besar di daerahnya. Meskipun harus menunggu hingga 30-45 hari untuk pengiriman, dia tetap optimistis dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan penjual individu. Kedua cerita ini mencerminkan bagaimana emas tetap menjadi andalan bagi para investor di tengah fluktuasi pasar modern.
Dari perspektif jurnalis, lonjakan harga emas tidak hanya mencerminkan tren ekonomi global tetapi juga menunjukkan pentingnya diversifikasi portofolio investasi. Fenomena ini mengajarkan bahwa meskipun dunia penuh ketidakpastian, instrumen investasi seperti emas tetap memberikan perlindungan finansial yang stabil. Bagi pembaca, artikel ini menginspirasi untuk selalu mempertimbangkan strategi jangka panjang dalam mengelola keuangan pribadi.