Investor ikonik global, Warren Buffett, menawarkan perspektif unik mengenai pengelolaan keuangan dan portofolio investasi. Sebagai Ketua Berkshire Hathaway, ia dikenal dengan strategi cerdas dalam memilih aset produktif. Salah satu sikapnya yang paling mencolok adalah ketidaksukaannya terhadap emas sebagai instrumen investasi. Alih-alih melihat logam mulia ini sebagai "safe haven," Buffett menyebut bahwa emas tidak memberikan nilai tambah secara langsung.

Berkaitan dengan pernyataan tersebut, Buffett menjelaskan bahwa sumber daya yang dihabiskan untuk menambang emas sering kali hanya berujung pada penyimpanan tanpa manfaat konkret. Menurutnya, hal itu jauh dari konsep investasi ideal yang seharusnya menghasilkan pendapatan pasif atau pertumbuhan modal. Dalam konteks ini, dia menggunakan analogi tentang seekor angsa yang hanya diam tanpa memberikan hasil apa pun dibandingkan dengan angsa yang terus-menerus bertelur. Meskipun begitu, Buffett sempat memiliki saham Barrick Gold, sebuah perusahaan tambang emas Kanada, namun ia menjualnya kembali setelah beberapa waktu.

Keputusan Buffett untuk menjual saham Barrick Gold mencerminkan preferensinya terhadap investasi yang lebih produktif dan bernilai jangka panjang. Hal ini mengajarkan pentingnya fokus pada aset yang dapat berkembang dan memberikan dividen atau return signifikan kepada pemiliknya. Pemahaman ini mendorong para investor untuk tidak hanya mencari perlindungan dalam situasi ekonomi yang tidak pasti, tetapi juga mempertimbangkan potensi pertumbuhan finansial yang berkelanjutan. Dengan demikian, pandangan Buffett menjadi pelajaran berharga bagi semua kalangan untuk selalu memprioritaskan investasi yang memberikan dampak positif dan berkesinambungan.