Pada Rabu (16/4/2025), harga emas mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa dengan kenaikan 3,58%, mencapai USS$3.343,22 per troy ons. Hal ini memicu perdebatan antara dua aset investasi populer: emas dan properti. Meskipun keduanya memiliki potensi apresiasi nilai jangka panjang, setiap jenis investasi menawarkan keunggulan dan tantangan masing-masing. Properti menawarkan peluang untuk mendapatkan pendapatan pasif melalui penyewaan, namun memerlukan modal besar serta kurang likuid dibandingkan emas. Sebaliknya, emas lebih fleksibel dalam hal pencairan dana dan dapat melindungi nilai kekayaan di tengah ketidakpastian ekonomi, meskipun tidak memberikan aliran pendapatan rutin.
Pada hari yang bersejarah di Jakarta, tepatnya Rabu (16/4/2025), dunia menyaksikan lonjakan signifikan pada harga emas yang naik hingga USS$3.343,22 per troy ons, menjadi pencapaian tertinggi sepanjang masa. Fenomena ini mengundang banyak investor untuk mempertanyakan pilihan terbaik antara emas dan properti sebagai instrumen investasi masa depan.
Di satu sisi, properti diakui sebagai investasi dengan prospek apresiasi nilai yang stabil, terutama jika lokasi strategis dipilih dengan cermat. Selain itu, properti juga bisa menghasilkan pendapatan pasif melalui sewa. Namun, tantangan seperti biaya awal yang tinggi, pemeliharaan berkala, serta risiko penyewa yang tidak bertanggung jawab menjadikan properti kurang cocok bagi mereka yang membutuhkan likuiditas cepat.
Di sisi lain, emas menonjol sebagai investasi yang sangat likuid dan aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Dengan kemungkinan untuk mulai berinvestasi bahkan dari modal Rp 10 ribu melalui platform digital, emas menawarkan fleksibilitas yang jarang dimiliki oleh aset riil seperti properti. Namun, kelemahan utama emas adalah tidak adanya penghasilan rutin selama periode kepemilikan, serta biaya tambahan untuk penyimpanan fisik.
Berdasarkan tujuan dan profil risiko individu, diversifikasi dengan menggabungkan kedua jenis investasi ini dapat menjadi langkah cerdas untuk membangun kekayaan secara optimal.
Dari perspektif seorang jurnalis, artikel ini membuka wawasan baru tentang pentingnya memahami karakteristik masing-masing aset investasi. Keputusan untuk memilih emas atau properti harus disesuaikan dengan kondisi finansial dan kebutuhan pribadi. Terlebih lagi, era digital saat ini telah membuat akses ke informasi lebih mudah, sehingga calon investor dapat melakukan analisis yang lebih matang sebelum mengambil langkah konkret. Kesimpulannya, investasi bukan hanya soal profit, tetapi juga tentang stabilitas dan pertumbuhan kekayaan dalam jangka panjang.