Harga emas global telah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, melewati level psikologis US$3.300 per troy ons dengan potensi untuk melanjutkan kenaikan hingga US$ 3.500. Di Indonesia, harga emas Antam mencatat rekor tertinggi Rp1.975.000 per gram, meningkat dari hari sebelumnya. Kenaikan ini mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi dalam logam mulia sebagai safe haven, meskipun antrian panjang dan pembatasan alokasi menjadi tantangan.
Peningkatan harga emas secara signifikan memicu antusiasme investor ritel. Banyak konsumen memilih strategi pembelian langsung atau melalui sistem pre-order (PO) yang menawarkan harga lebih kompetitif, meskipun harus menunggu hingga 45 hari. Fenomena ini menunjukkan preferensi masyarakat terhadap stabilitas investasi emas dibandingkan aset lain seperti saham.
Kenaikan harga emas di pasar internasional dan domestik memicu respons besar-besaran dari masyarakat Indonesia. Investor lokal melihat logam mulia sebagai peluang investasi yang aman dan menguntungkan. Pembelian emas di butik resmi maupun toko-toko swasta semakin ramai, bahkan memunculkan antrean panjang di beberapa lokasi penjualan.
Masyarakat berbondong-bondong membeli emas sebagai bentuk perlindungan nilai uang mereka di tengah ketidakpastian ekonomi global. Salah satu contohnya adalah Mila, seorang pembeli setia yang datang pagi-pagi ke Butik Emas Antam Pulogadung untuk mendapatkan nomor antrian. Ia tidak sendiri; banyak calon pembeli lainnya juga rela bangun lebih awal demi kesempatan memiliki emas. Tren ini mencerminkan bagaimana emas tetap menjadi primadona investasi di kalangan masyarakat luas.
Fenomena ini tak hanya terjadi di Jakarta. Di Bekasi, Ria, seorang karyawan swasta, memilih metode pre-order (PO) untuk mendapatkan emas batangan dengan harga lebih kompetitif. Meskipun harus menunggu hingga 45 hari, ia tetap optimistis bahwa investasi ini akan memberikan hasil positif di masa depan. "Aku bid yang 10 gram," ungkapnya, menunjukkan bahwa pembelian emas dalam jumlah kecil tetap menjadi pilihan populer bagi kalangan menengah.
Dengan harga emas yang terus naik, strategi pembelian pun beragam. Beberapa memilih metode langsung, sementara lainnya memanfaatkan sistem pre-order (PO) yang lebih fleksibel namun memerlukan waktu tunggu lebih lama. Metode ini memberikan opsi bagi investor yang ingin menghindari kerumunan serta mendapatkan harga bersaing.
Sistem pre-order emas di beberapa toko besar di daerah-daerah seperti Bekasi telah menjadi alternatif menarik bagi masyarakat. Toko-toko tersebut menyediakan pembaruan harga harian hingga pukul 15.00 WIB, sehingga pembeli dapat memperoleh informasi harga terkini tanpa harus datang langsung ke lokasi. Ria, salah satu pelanggan, menjelaskan bahwa toko tempatnya memesan emas selalu memberikan harga PO sesuai dengan harga Antam pada hari yang sama, bahkan sering kali lebih rendah daripada harga jual individu di toko lainnya.
Di sisi lain, pembelian langsung di butik emas resmi seperti Antam tetap diminati oleh mereka yang menginginkan transaksi instan. Namun, dengan pembatasan jumlah pembelian per orang serta alokasi gramasi tertentu, calon pembeli harus bersabar dan mempersiapkan diri lebih awal. Misalnya, Butik Emas Antam Pulogadung membatasi jumlah antrian hingga 200 per hari dan pembelian maksimal tiga keping per orang. Situasi ini menciptakan dinamika unik di mana masyarakat harus menyesuaikan strategi pembelian mereka sesuai dengan kondisi pasar.
Berdasarkan pengalaman Mila, harga emas yang telah bertumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir menjadi alasan utama ia kembali berinvestasi. "Sebelumnya kan pernah beli di tahun 2022. Itu harganya sekitar masih Rp900.000-an. Saya beli yang 5 gram sekitar Rp4 jutaan. Terus sekarang harganya 5 gram hampir Rp9 juta sekian. Jadi naik 2 kali lipat," katanya. Pernyataan ini menegaskan daya tarik emas sebagai instrumen investasi stabil di tengah volatilitas pasar lainnya.