Penggunaan skema pembayaran bertahap semakin menjadi andalan dalam membiayai rekreasi, terutama di kalangan masyarakat yang lahir pada era digital. Metode pembayaran ini menawarkan fleksibilitas tanpa harus membayar seluruh biaya secara langsung. Seorang pelancong dari Amerika Serikat, Kristin Herman, berbagi pengalaman bagaimana layanan cicilan membantu perjalanannya mendadak ke Miami dengan persetujuan cepat dan tanpa biaya tambahan awal. Di sisi lain, Rane Teo dari Indonesia juga merasakan kemudahan serupa saat melakukan perjalanan keluarga.

Berdasarkan data global, tren pemesanan melalui platform pembayaran bertahap terus meningkat pesat. Klarna mencatat kenaikan hingga 50% dalam satu tahun untuk transaksi perjalanan, sedangkan Affirm mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 38% pada kuartal akhir 2024, mencapai angka US$1 miliar. Tidak hanya itu, di Tiongkok, Fliggy oleh Alibaba melaporkan peningkatan pembelian paket wisata lewat sistem serupa sebesar 20%. Pengguna termuda, yaitu mereka yang dilahirkan setelah tahun 2000, menunjukkan adopsi tercepat terhadap metode ini. Selain liburan, pembelian tiket konser seperti Coachella juga banyak menggunakan pembayaran bertahap, meskipun ada biaya administrasi tambahan.

Meskipun praktis, para ahli menekankan pentingnya kesadaran finansial dalam menggunakan layanan ini. Menurut laporan NerdWallet, lebih dari separuh pengguna memiliki beberapa pinjaman aktif secara bersamaan, yang bisa memicu masalah keuangan jika tidak dikelola dengan baik. Risiko lainnya meliputi kendala akses layanan pelanggan serta kemungkinan gagal bayar akibat situasi tak terduga. Sunil Sachdev dari Fiserv mengingatkan bahwa pemakaian bijaksana adalah kunci agar tidak merusak skor kredit atau menumpuk utang. Dengan literasi finansial yang kuat, generasi muda dapat memanfaatkan teknologi ini sebagai alat yang efektif untuk menjaga stabilitas keuangan.