Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru-baru ini disebut sebagai reaksi berlebihan terhadap sentimen negatif global. Para ahli, termasuk Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), menyatakan bahwa situasi ini menciptakan kesempatan emas bagi para investor untuk membeli saham. Investor senior Lo Kheng Hong juga menilai bahwa harga saham perusahaan dengan kinerja baik sedang mengalami penurunan signifikan, sehingga momen ini cocok untuk menambah portofolio investasi.
Kejatuhan IHSG yang cukup dalam dipicu oleh faktor eksternal seperti kebijakan perdagangan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Meskipun demikian, kondisi ini dianggap sebagai peluang besar bagi mereka yang ingin berinvestasi pada saat pasar sedang lesu.
Ketua Dewan Komisioner LPS menyoroti bahwa gerakan IHSG sejalan dengan indikator ekonomi lainnya. Namun, turunnya IHSG lebih drastis dibandingkan dengan naiknya indikator leading, yang menunjukkan adanya respons berlebihan dari pasar. Situasi ini memberikan kesempatan kepada para pemain pasar untuk memanfaatkan momentum beli.
Dalam diskusi ekonomi bersama Presiden Indonesia di Jakarta, ditekankan bahwa kondisi pasar yang menurun tidak sepenuhnya mencerminkan fundamental ekonomi. Ketika indikator leading menunjukkan tren positif namun IHSG tetap anjlok, hal ini bisa diartikan sebagai overreacting pasar. Kondisi ini sering kali menciptakan situasi di mana harga saham turun di bawah nilai sebenarnya, sehingga menjadi waktu yang tepat untuk melakukan pembelian. Dengan kata lain, investor yang cerdas dapat memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan kepemilikan saham mereka dengan potensi jangka panjang yang lebih baik.
Lo Kheng Hong, investor legendaris yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia, melihat sisi positif dari penurunan IHSG. Menurutnya, harga saham perusahaan berkualitas tinggi yang sedang turun tajam merupakan sebuah hadiah bagi investor yang pandai melihat peluang.
Ia membandingkan kondisi ini dengan hujan emas di Bursa Efek Indonesia. Saat harga saham berkualitas rendah akibat ketidakpastian global, investor memiliki kesempatan langka untuk mendapatkan aset berharga dengan harga yang lebih murah. Lo menekankan pentingnya strategi "buy in bad times," yaitu membeli saham ketika pasar sedang melemah. Strategi ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan maksimal saat pasar mulai pulih dan harga saham kembali naik. Dengan pendekatan ini, investor dapat memaksimalkan hasil investasi mereka dalam jangka panjang.