Pasar
Pelemahan Rupiah Meningkat di Tengah Ketegangan Perdagangan Global
2025-04-08

Nilai tukar rupiah mengalami penurunan signifikan terhadap dolar AS akibat ketidakpastian global dan perang dagang yang semakin memanas. Pada hari Selasa, rupiah ditutup pada posisi Rp16.860/US$, menunjukkan pelemahan sebesar 1,84%. Meskipun indeks dolar AS turun sedikit, dampak negatif dari kebijakan perdagangan Trump berpotensi besar bagi Indonesia dengan tarif resiprokal hingga 32% karena defisit dagang AS-Indonesia.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, yang berhasil mempertahankan kurs stabil pada level Rp16.850. Namun, tantangan eksternal tetap tinggi, termasuk potensi kaburnya investor asing dari pasar keuangan Indonesia.

Dampak Ekonomi Akibat Pelemahan Mata Uang

Pelemahan mata uang nasional menjadi indikator kuat dari tekanan ekonomi global. Dalam situasi ini, Indonesia menghadapi ancaman dari berbagai arah, seperti ketidakpastian perdagangan internasional dan reaksi pasar keuangan. Penurunan rupiah secara signifikan dapat menyebabkan lonjakan inflasi serta meningkatkan biaya impor produk-produk penting.

Secara lebih spesifik, faktor utama yang mempengaruhi pelemahan rupiah adalah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya. Presiden Donald Trump memperkenalkan kebijakan tarif baru yang berdampak langsung pada Indonesia melalui penerapan tarif resiprokal hingga 32%. Hal ini menciptakan risiko besar bagi perekonomian Indonesia, mulai dari keluarnya modal asing hingga meningkatnya volatilitas eksternal. Investor asing cenderung mundur dari pasar-pasar berkembang seperti Indonesia saat kondisi global tidak menentu.

Upaya Stabilisasi oleh Bank Indonesia

Untuk meredam gejolak nilai tukar, Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi dalam pasar valuta asing. Intervensi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas rupiah meskipun ada tekanan dari luar negeri. Hasilnya cukup memuaskan, dengan kurs rupiah yang mampu dipertahankan di level Rp16.850 setelah pembukaan pasar.

Menurut Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono, langkah intervensi ini dilakukan untuk memberikan sinyal kepada pasar bahwa BI siap mengambil tindakan jika diperlukan. Kestabilan nilai tukar sangat penting bagi perekonomian Indonesia karena membantu menjaga keseimbangan neraca pembayaran serta menarik kembali minat investor asing. Meskipun tantangan masih ada, langkah-langkah strategis oleh BI diyakini dapat membantu meminimalkan risiko jangka panjang dari ketidakpastian global.

more stories
See more