Pada hari Selasa (8/4/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperbaiki penurunannya setelah mengalami trading halt di awal sesi perdagangan. Penurunan tajam ini dipicu oleh kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berdampak negatif pada pasar global. Meskipun IHSG sempat menyentuh level psikologis 5.900, indeks berhasil pulih kembali ke atas 6.000 hingga pukul 12:00 WIB. Dengan nilai transaksi lebih dari Rp 12,6 triliun, semua sektor mengalami pelemahan, dengan sektor bahan baku dan teknologi menjadi yang paling terpukul.
Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Trump telah menimbulkan kepanikan di pasar global sejak Kamis pekan lalu. Pasar saham Indonesia tidak dapat menghindari dampak tersebut karena masih dalam masa libur panjang Lebaran. Namun, rebound mulai terlihat ketika pasar saham global juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Bursa Asia-Pasifik, termasuk Australia, Jepang, dan Korea Selatan, melaporkan kenaikan signifikan. Situasi ini memberikan harapan bagi investor di Indonesia bahwa situasi mungkin tidak sepenuhnya buruk.
Bahkan analis ekonomi melihat beberapa peluang positif dari kebijakan ini. Ahmad Mikail Zaini dari Sucor Sekuritas menyoroti potensi surplus neraca perdagangan serta penurunan harga impor minyak dan gas bumi sebagai faktor yang dapat menguntungkan ekonomi Indonesia. Putera Satria Sambijantoro dari Bahana Sekuritas juga menyarankan momen penurunan tajam sebagai kesempatan untuk membeli saham di BEI.
Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan langkah-langkah mitigasi akan dilakukan guna meminimalkan dampak negatif dari kebijakan Trump. Sebagai bentuk perlindungan investor, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penyesuaian mekanisme perdagangan pasar saham, termasuk aturan trading halt dan trading suspend. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar serta memastikan harga tetap rasional.
Deputi Komisioner OJK, Aditya Jayaantara, menjelaskan bahwa revisi ini tidak hanya sebagai respons terhadap kebijakan Trump, tetapi juga untuk belajar dari praktik internasional lainnya. Ia menekankan pentingnya perlindungan investor sambil tetap mempertahankan tanggung jawab pasar.
Meskipun IHSG mengalami pelemahan signifikan pada awal sesi, perbaikan secara bertahap menunjukkan ketahanan pasar Indonesia. Rebound ini didorong oleh pemulihan pasar global dan sikap optimistis para analis yang melihat peluang di tengah tantangan. Penyesuaian kebijakan perdagangan oleh BEI dan OJK juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi investor domestik maupun internasional.