Kondisi kesehatan global, khususnya bagi ibu hamil, tengah menghadapi tantangan besar akibat pemangkasan anggaran bantuan internasional. Berdasarkan temuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), keputusan beberapa negara donor untuk memotong dana telah berdampak signifikan pada penurunan layanan kesehatan esensial. Sejak awal abad ini, tercatat adanya penurunan signifikan dalam angka kematian ibu melahirkan, namun tren tersebut kini mulai memburuk. Pemangkasan dana tidak hanya menghentikan kemajuan yang dicapai, tetapi juga dapat menyebabkan situasi menjadi lebih buruk.
Penyebab utama dari masalah ini adalah pengurangan dukungan finansial dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris. Langkah ini telah mempengaruhi program-program kesehatan mendasar di berbagai belahan dunia, termasuk layanan kesehatan ibu dan bayi. Akibatnya, fasilitas kesehatan ditutup, tenaga medis mengalami pemangkasan, serta rantai pasok obat-obatan vital mengalami gangguan. Selain itu, pandemi COVID-19 juga menambah kompleksitas situasi, dengan meningkatkan jumlah kematian ibu secara signifikan pada tahun 2021. Dalam laporan tersebut, sekitar satu perempuan meninggal setiap dua menit karena komplikasi kehamilan atau persalinan.
Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi global dalam menjaga keselamatan ibu hamil. Meskipun solusi sudah tersedia, masih banyak wanita di seluruh dunia yang kehilangan nyawa mereka akibat kurangnya akses terhadap layanan kesehatan dasar. Negara-negara donor memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa pendanaan tetap dialokasikan demi menciptakan sistem kesehatan yang lebih kuat dan inklusif. Melalui kerja sama yang efektif, harapan untuk menurunkan angka kematian ibu dapat terwujud, membuka jalan menuju masa depan yang lebih aman bagi generasi mendatang.